Pages

Wednesday, September 7, 2016

Konflik Agama di Berbagai Negara

Konflik Agama di Berbagai Negara

1 ) Konflik Agama Pecah Lagi di Irlandia Utara
Konflik antaragama tengah terjadi di wilayah Irlandia Utara. Kekerasan yang melibatkan umat Katolik dan Protestan di Belfast, Selasa (4/9), menyebabkan sedikitnya 15 polisi terluka.
Konflik dipicu karena band Nasionalis Katolik Irlandia melakukan pawai di wilayah yang mayoritas ditempati oleh umat Protestan. Sementara, umat Protestan dilarang untuk melakukan pawai di wilayah tersebut.
Kedua kelompok melakukan aksi saling tanding dalam melakukan parade. Polisi berusaha memisahkan kedua kelompok tersebut. Namun, mereka justru melemparkan batu dan botol ke arah polisi. Akibatnya, polisi terpaksa menembakkan meriam air ke arah mereka.
Konflik ini bukan pertama kalinya terjadi di salah satu wilayah di Inggris itu. Akhir pekan lalu tujuh polisi terluka di daerah yang sama ketika sebuah band Protestan berbaris melewati gereja Katolik. Kerusuhan sering meletus selama musim panas ketika kelompok Protestan mengadakan parade tradisional yang dianggap provokatif oleh nasionalis Katolik Irlandia.
Sejak perjanjian perdamaian ditandatangani pada 1998, kekerasan antara Katolik dan Protestan telah berkecamuk. Konflik tersebut juga telah menelan korban puluhan orang dari kedua belah pihak selama tiga dekade.(Reuters/ADO)
FAKTOR PENDUKUNG KONFLIK :
– Adanya kekerasan
– band Nasionalis Katolik Irlandia yang melakukan pawai di wilayah yang mayoritas ditempati oleh umat Protestan. Sementara, umat Protestan dilarang untuk melakukan pawai di wilayah tersebut.
– kelompok Protestan mengadakan parade tradisional yang dianggap provokatif oleh nasionalis Katolik Irlandia.

2) Negara yang tidak Aman Ditinggali Umat Kristen
Konflik yang melanda Afghanistan, selain bentrok antar agama menjadi salah satu pemicu tidak nyamannya Kristen menetap di sana
Bagi umat Kristen, Afghanistan merupakan salah satu negara yang paling tidak aman untuk ditinggali alias menetap beberapa lama. Hal itu terungkap dari hasil penelitian organisasi kristen Belanda, Open Doors
Organisasi kristen Belanda tersebut melakukan penelitian terhadap umat kristen di seluruh dunia yang mengalami kekerasan atau penindasan atas hak-hak azasinya. Menurut Open Doors penindasan terhadap umat kristen yang minoritas di Afghanistan kian bertambah buruk beberapa tahun belakangan ini.
Sebuah video di televisi yang menunjukkan seorang muslim yang dibaptis menjadi salah satu pemicu ketegangan umat beragama di Afghanistan. Selain Afghanistan, ada Korea Utara.
Untuk negara-negara yang tidak aman bagi umat Kristen, Korea Utara selama bertahun-tahun menduduki urutan teratas. Posisi ke dua sampai ke lima tahun ini diduduki oleh: Iran, Aghanistan, Saudi Arabia dan Somalia.
Meski demikian kesulitan yang dialami umat kristen dalam beberapa tahun terakhir juga berkurang di beberapa negara. Contohnya di Cina. Sejak Olimpiade tahun 2008 pemerintah Cina jadi lebih tenang. Umat kristen di Cina tidak lagi ‘dianiaya’ oleh sistem pemerintahan.
Redaktur: Djibril Muhammad
Sumber: Radio Nederland/ANP/AFP

FAKTOR PENDUKUNG KONFLIK :
–          Konflik yang melanda Afghanistan
–          Bbentrok antar agama menjadi salah satu pemicu tidak nyamannya Kristen menetap di Afganistan
–          Sebuah video di televisi yang menunjukkan seorang muslim yang dibaptis yang menjadi salah satu pemicu ketegangan umat beragama di Afghanistan.

SARAN UNTUK MENGATASI :
–          Umat Kristen harus berpindah dari kediamannya yang tidak aman ke tempat yang lebih aman agar tidak memakan korban lagi dalam hal konflik antaragama.
–          Pemerintah harus turun tangan dalam mengatasi masalah ini agar kehidupan masyarakat menjadi lebih tentram dan aman bagi semua pemeluk agama .

3)  KONFLIK ANTAR UMAT BERAGAMA DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT
Seorang anggota Knesset Israel merobek-robek Perjanjian Baru dari sebuah Alkitab dalam sebuah demonstrasi publik baru-baru ini. Michael Ben-Ari mengatakan bahwa dia bersikukuh akan tindakannya tersebut, dan mengklaim bahwa “Alkitab Kristen menyebabkan pembunuhan jutaan orang Yahudi dalam Inkuisisi dan sepanjang sejarah” (“Ben-Ari Unapologetic,” Arutz Sheva, 18 Juli 2012). Alkitab yang dihancurkan oleh Ben-Ari adalah salah satu salinan yang dikirimkan kepada setiap anggota Knesset oleh sebuah penerbit. Di sinilah kita diingatkan lagi akan noda yang ditebarkan ke atas iman Perjanjian Baru oleh gereja pelacur di Roma dan tindakan-tindakannya yang kejam dan tidak alkitabiah.

FAKTOR PENDUKUNG :
–          Anggota Knesset Israel yaitu Ben Ari yang mengklaim bahwa Alkitab Kristen menyebabkan pembunuhan jutaan orang Yahudi dalam Inkuisisi dan sepanjang sejarah
SARAN :
–          Tindakan Ben Ari yang merobek – robekkan alkitab Kristen harus segera dilaporkan kepada pihak yang berwajid dan para pemuka agama , khususnya Keluarga Besar Agama Kristen Seluruh Dunia. Karena itu sama saja merendahkan agama Kristen dan ajarannya.
–          Ben ari harus segera diberi sanksi yang setimpal dengan perbuatannya.


4) Maraknya Konflik Antaragama dan Antarbudaya di Indonesia

Saya pribadi sangat setuju dengan pernyataan Dr. Goodman tersebut mengingat akhir-akhir ini marak terjadi konflik horisontal di tengah masyarakat kita, di antaranya seperti: penganiaayaan pengikut Ahmadiyah, penolakan GKI Yasmin oleh masyarakat sekitar di Bogor, aksi-aksi kekerasan yang membawa nama agama seperti dilakukan oleh Front Pembela Islam (FPI) hingga munculnya berbagai organisasi radikal agama yang menjurus ke arah terorisme seperti Jamaah Ansharut Tauhid (JAT). Salah satu penyebab utama timbulnya konflik antaragama dan antarbudaya di Indonesia adalah minimnya masyarakat kita yang menempuh pendidikan internasional. Setelah dilakukan riset mendalam dari 2 organisasi garis keras, FPI dan JAT, ternyata tak ada satu pun anggota organisasi tersebut yang pernah menempuh studi ke Amerika Serikat. Hal ini perlu menjadi tanda tanya besar serta keprihatinan kita karena pendidikan yang berspektif internasional pada akhirnya memampukan pribadi-pribadi di organiasi radikal memiliki perspektif yang lebih “kaya” dan “berwarna” akan kebudayaan dan masyarakat lain. Mari kita bahas lebih mendalam 2 alasan penting merngapa kita perlu sekolah ke Amerika:


1. Meningkatkan Saling Pengertian di Antara Budaya yang Berbeda-beda
Sumber Wikipedia mengatakan bahwa negara Amerika Serikat pada awal-awal berdirinya memberlakukan kebijakan buka pintu bagi para imigran yang datang dari seluruh dunia. Para imigran yang datang ke Amerika, dan kemudian memilih untuk menetap dan menjadi warga Amerika, oleh pemerintah diminta untuk tidak meninggalkan kebudayaannya dan tetap mempraktekannya selama tinggal di Amerika. Hal tersebut membuat budaya Amerika Serikat menjadi multikultural. Berbagai macam budaya dunia bercampur, namun budaya country dan koboi umumnya menjadi salah satu lambang dan ciri khas yang terkenal tentang Amerika. Amerika Serikat adalah bukti bahwa berbagai manusia yang berasal dari ratusan negara bisa bersatu dan hidup dengan rukun dan harmonis. Bagaimana hal ini bisa terjadi? Itu karena pemerintahnya tegas menetapkan berbagai Undang-undang yang melindungi Hak Asasi Manusia untuk berkumpul, beragama dan berbudaya. Apakah hal ini bisa kita terapkan di Indonesia? Bisa saja, selama pemerintah kita mau tegas menegakkan supremasi hukum dalam melindungi kebebasan beragama dan berbudaya.

2. Belajar Hidup Berdampingan Satu Sama Lain

Dengan pengalaman belajar ke luar negeri, banyak pelajar Indonesia yang hidupnya tidak lagi bak katak dalam tempurung. Dalam buku-buku yang ditulis oleh para peraih beasiswa ke luar negeri, saya banyak membaca pengalaman-pengalaman yang fantastis bagaimana manusia bisa hidup berdampingan satu sama lain. Salah satu ceritanya ada yang menceritakan kisah pelajar muslim wanita yang mengenakan jilbab tadinya takut mengalami perlakuan diskriminasi untuk sekolah di Amerika Serikat namun ternyata hal tersebut sama sekali tidak terjadi. Malah teman-temannya selalu mengingatkan dia untuk sholat 5 waktu. Ketakutan tersebut hanyalah ilusi. Seekor katak yang hanya hidup di dalam tempurung pada akhirnya tidak bisa melihat dunia di luar sana dengan jelas dan berwarna akibatnya ia hanya berasumsi saja. Padahal asumsi tersebut jauh sekali dari kenyataan yang sebenarnya terjadi. Ketika katak tersebut berani untuk keluar dari tempurungnya maka ia akan melihat betapa indahnya dunia di luar sana. Sebuah dunia di mana masyarakat yang multikultur bisa hidup berdampingan dengan harmonis.

No comments:

Post a Comment

 

Sample text

Sample Text

Sample Text

 
Blogger Templates