Konflik Agama di Berbagai Negara
1 ) Konflik Agama Pecah Lagi di
Irlandia Utara
Konflik antaragama tengah terjadi di
wilayah Irlandia Utara. Kekerasan yang melibatkan umat Katolik dan Protestan di
Belfast, Selasa (4/9), menyebabkan sedikitnya 15 polisi terluka.
Konflik dipicu karena band Nasionalis
Katolik Irlandia melakukan pawai di wilayah yang mayoritas ditempati oleh umat
Protestan. Sementara, umat Protestan dilarang untuk melakukan pawai di wilayah
tersebut.
Kedua kelompok melakukan aksi saling
tanding dalam melakukan parade. Polisi berusaha memisahkan kedua kelompok
tersebut. Namun, mereka justru melemparkan batu dan botol ke arah polisi.
Akibatnya, polisi terpaksa menembakkan meriam air ke arah mereka.
Konflik ini bukan pertama kalinya
terjadi di salah satu wilayah di Inggris itu. Akhir pekan lalu tujuh polisi
terluka di daerah yang sama ketika sebuah band Protestan berbaris melewati
gereja Katolik. Kerusuhan sering meletus selama musim panas ketika kelompok
Protestan mengadakan parade tradisional yang dianggap provokatif oleh
nasionalis Katolik Irlandia.
Sejak perjanjian perdamaian
ditandatangani pada 1998, kekerasan antara Katolik dan Protestan telah
berkecamuk. Konflik tersebut juga telah menelan korban puluhan orang dari kedua
belah pihak selama tiga dekade.(Reuters/ADO)
FAKTOR PENDUKUNG KONFLIK :
– Adanya kekerasan
– band Nasionalis Katolik Irlandia yang
melakukan pawai di wilayah yang mayoritas ditempati oleh umat Protestan.
Sementara, umat Protestan dilarang untuk melakukan pawai di wilayah tersebut.
– kelompok Protestan mengadakan parade
tradisional yang dianggap provokatif oleh nasionalis Katolik Irlandia.
2) Negara yang tidak Aman
Ditinggali Umat Kristen
Konflik yang melanda Afghanistan, selain
bentrok antar agama menjadi salah satu pemicu tidak nyamannya Kristen menetap
di sana
Bagi umat Kristen, Afghanistan merupakan
salah satu negara yang paling tidak aman untuk ditinggali alias menetap
beberapa lama. Hal itu terungkap dari hasil penelitian organisasi kristen
Belanda, Open Doors
Organisasi kristen Belanda tersebut
melakukan penelitian terhadap umat kristen di seluruh dunia yang mengalami
kekerasan atau penindasan atas hak-hak azasinya. Menurut Open Doors penindasan
terhadap umat kristen yang minoritas di Afghanistan kian bertambah buruk beberapa
tahun belakangan ini.
Sebuah video di televisi yang
menunjukkan seorang muslim yang dibaptis menjadi salah satu pemicu ketegangan
umat beragama di Afghanistan. Selain Afghanistan, ada Korea Utara.
Untuk negara-negara yang tidak aman bagi
umat Kristen, Korea Utara selama bertahun-tahun menduduki urutan teratas.
Posisi ke dua sampai ke lima tahun ini diduduki oleh: Iran, Aghanistan, Saudi
Arabia dan Somalia.
Meski demikian kesulitan yang dialami
umat kristen dalam beberapa tahun terakhir juga berkurang di beberapa negara.
Contohnya di Cina. Sejak Olimpiade tahun 2008 pemerintah Cina jadi lebih
tenang. Umat kristen di Cina tidak lagi ‘dianiaya’ oleh sistem pemerintahan.
Redaktur: Djibril Muhammad
Sumber: Radio Nederland/ANP/AFP
FAKTOR PENDUKUNG KONFLIK :
–
Konflik yang melanda Afghanistan
–
Bbentrok antar agama menjadi salah satu pemicu tidak nyamannya Kristen menetap
di Afganistan
–
Sebuah video di televisi yang menunjukkan seorang muslim yang dibaptis yang
menjadi salah satu pemicu ketegangan umat beragama di Afghanistan.
SARAN UNTUK MENGATASI :
–
Umat Kristen harus berpindah dari kediamannya yang tidak aman ke tempat yang
lebih aman agar tidak memakan korban lagi dalam hal konflik antaragama.
–
Pemerintah harus turun tangan dalam mengatasi masalah ini agar kehidupan
masyarakat menjadi lebih tentram dan aman bagi semua pemeluk agama .
3) KONFLIK ANTAR UMAT
BERAGAMA DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT
Seorang anggota Knesset Israel
merobek-robek Perjanjian Baru dari sebuah Alkitab dalam sebuah demonstrasi
publik baru-baru ini. Michael Ben-Ari mengatakan bahwa dia bersikukuh akan
tindakannya tersebut, dan mengklaim bahwa “Alkitab Kristen menyebabkan
pembunuhan jutaan orang Yahudi dalam Inkuisisi dan sepanjang sejarah” (“Ben-Ari
Unapologetic,” Arutz Sheva, 18 Juli 2012). Alkitab yang dihancurkan oleh
Ben-Ari adalah salah satu salinan yang dikirimkan kepada setiap anggota Knesset
oleh sebuah penerbit. Di sinilah kita diingatkan lagi akan noda yang ditebarkan
ke atas iman Perjanjian Baru oleh gereja pelacur di Roma dan
tindakan-tindakannya yang kejam dan tidak alkitabiah.
FAKTOR PENDUKUNG :
–
Anggota Knesset Israel yaitu Ben Ari yang mengklaim bahwa Alkitab Kristen
menyebabkan pembunuhan jutaan orang Yahudi dalam Inkuisisi dan sepanjang
sejarah
SARAN :
–
Tindakan Ben Ari yang merobek – robekkan alkitab Kristen harus segera
dilaporkan kepada pihak yang berwajid dan para pemuka agama , khususnya
Keluarga Besar Agama Kristen Seluruh Dunia. Karena itu sama saja merendahkan
agama Kristen dan ajarannya.
–
Ben ari harus segera diberi sanksi yang setimpal dengan perbuatannya.
4) Maraknya Konflik Antaragama dan Antarbudaya di Indonesia
Saya pribadi
sangat setuju dengan pernyataan Dr. Goodman tersebut mengingat akhir-akhir ini
marak terjadi konflik horisontal di tengah masyarakat kita, di antaranya
seperti: penganiaayaan pengikut Ahmadiyah, penolakan GKI Yasmin oleh masyarakat
sekitar di Bogor, aksi-aksi kekerasan yang membawa nama agama seperti dilakukan
oleh Front Pembela Islam (FPI) hingga munculnya berbagai organisasi radikal
agama yang menjurus ke arah terorisme seperti Jamaah Ansharut Tauhid (JAT). Salah satu penyebab utama
timbulnya konflik antaragama dan antarbudaya di Indonesia adalah minimnya
masyarakat kita yang menempuh pendidikan internasional. Setelah dilakukan riset mendalam dari 2 organisasi garis keras, FPI dan
JAT, ternyata tak ada satu pun anggota organisasi tersebut yang pernah menempuh
studi ke Amerika Serikat. Hal ini perlu menjadi tanda tanya besar serta
keprihatinan kita karena pendidikan yang berspektif internasional pada akhirnya
memampukan pribadi-pribadi di organiasi radikal memiliki perspektif yang lebih
“kaya” dan “berwarna” akan kebudayaan dan masyarakat lain. Mari kita bahas
lebih mendalam 2 alasan penting merngapa kita perlu sekolah ke Amerika:
1. Meningkatkan Saling Pengertian di Antara Budaya yang Berbeda-beda
Sumber Wikipedia mengatakan
bahwa negara Amerika Serikat pada awal-awal berdirinya memberlakukan kebijakan
buka pintu bagi para imigran yang datang dari seluruh dunia. Para imigran yang datang ke
Amerika, dan kemudian memilih untuk menetap dan menjadi warga Amerika, oleh
pemerintah diminta untuk tidak meninggalkan kebudayaannya dan tetap
mempraktekannya selama tinggal di Amerika. Hal tersebut membuat budaya Amerika Serikat menjadi multikultural. Berbagai
macam budaya dunia bercampur, namun budaya country dan koboi umumnya menjadi salah
satu lambang dan ciri khas yang terkenal tentang Amerika. Amerika Serikat
adalah bukti bahwa berbagai manusia yang berasal dari ratusan negara bisa
bersatu dan hidup dengan rukun dan harmonis. Bagaimana hal ini bisa terjadi? Itu
karena pemerintahnya tegas menetapkan berbagai Undang-undang yang melindungi
Hak Asasi Manusia untuk berkumpul, beragama dan berbudaya. Apakah hal ini bisa
kita terapkan di Indonesia? Bisa saja, selama pemerintah kita mau tegas
menegakkan supremasi hukum dalam melindungi kebebasan beragama dan berbudaya.
2. Belajar Hidup Berdampingan Satu Sama Lain
Dengan pengalaman belajar ke luar
negeri, banyak pelajar Indonesia yang hidupnya tidak lagi bak katak dalam
tempurung. Dalam buku-buku yang ditulis oleh para peraih beasiswa ke luar
negeri, saya banyak membaca pengalaman-pengalaman yang fantastis bagaimana
manusia bisa hidup berdampingan satu sama lain. Salah satu ceritanya ada yang
menceritakan kisah pelajar muslim wanita yang mengenakan jilbab tadinya takut
mengalami perlakuan diskriminasi untuk sekolah di Amerika Serikat namun
ternyata hal tersebut sama sekali tidak terjadi. Malah teman-temannya selalu
mengingatkan dia untuk sholat 5 waktu. Ketakutan tersebut hanyalah ilusi.
Seekor katak yang hanya hidup di dalam tempurung pada akhirnya tidak bisa
melihat dunia di luar sana dengan jelas dan berwarna akibatnya ia hanya
berasumsi saja. Padahal asumsi tersebut jauh sekali dari kenyataan yang
sebenarnya terjadi. Ketika katak tersebut berani untuk keluar dari tempurungnya
maka ia akan melihat betapa indahnya dunia di luar sana. Sebuah dunia di mana
masyarakat yang multikultur bisa hidup berdampingan dengan harmonis.
No comments:
Post a Comment