Bahasa
Indonesia
BAB
1 ( TEKS DESKRIPSI )
Ciri
Tujuan Teks Deskripsi
· Tujuan teks deskripsi menggambarkan objek dengan
cara memerinci objek secara subjektif atau melukiskan kondisi objek dari sudut
pandang penulis Teks deskripsi bertujuan menggambarkan/ melukiskan secara rinci
dan penggambaran sekonkret mungkin suatu objek/ suasana/ perasaan sehingga
pembaca seakan-akan melihat, mendengar, mengalami apa yang dideskripsikan.
Ciri
Objek yang dideskripsikan
· Objek yang dibicarakan pada teks deskripsi bersifat
khusus (objek tertentu yang kemungkinan berbeda dengan objek lain). Objek yang dideskripsikan
bersifat pendapat personal. Ciri ini tergambar pada judul berisi objek pada
konteks tertentu (Si Bagas Kucingku, Ibuku Kebanggaanku). Hal yang dibicarakan
khusus kucing bernama Bagas yang kemungkinan memiliki sifat berbeda dengan
kucing-kucing yang lain. Demikian juga Ibu yang dideskripsikan memiliki
tanggapan khusus sesuai dengan pendapat penulis tentang ibu yang bisa jadi
berbeda dengan ibu pada umumnya)
Ciri
Isi Teks Deskripsi
· Isi teks deskripsi diperinci menjadi perincian
bagian-bagian objek
· Isi teks deskripsi menggambarkan secara konkret
(menggambarkan wisata yang indah akan dikonkretkan indahnya seperti apa, menggambarkan
ibu yang baik akan dikonkretkan baiknya seperti apa). Dengan demikian, teks
deskripsi banyak menggunakan kata khusus (warna dikhususkan pada kata hijau,
biru toska, oranye)
· Isi teks deskripsi bersifat personal dengan
kandungan emosi sehingga menggunakan kata-kata dengan emosi kuat (ombak
menggempur, kemolekan pantai, ibuku yang tangguh)
Jenis Teks
Deskripsi
· Jenis teks deskripsi dibedakan menjadi dua yaitu
teks derkripsi berdiri sendiri sebagai teks dan teks deskripsi yang menjadi bagian
teks lain ( novel, cerpen, lagu, dll.).
Ciri Teks Deskripsi dari segi Penggunaan
Bahasa
· Menggunakan kata-kata khusus untuk mengkonkretkan (
warna dirinci merah, kuning, hijau)
· Menggunakan kalimat rincian untuk mengongkretkan
(Ibuku orang yang sangat baik. Dia berusaha menolong semua orang. Dia
ramah dan tutur katanya lembut kepada
siapa saja.
· Menggunakan kata sinonim dengan emosi kuat (indah diungkapkan
dengan sinonim yang lebih memiliki emosi kuat yaitu elok, permai, molek,
mengagumkan, memukau, menakjubkan)
·
Menggunakan majas
untuk melukiskan secara konkret (pasir pantai lembut seperti bedak bayi,
hamparan laut biru toska seperti permadani indah yang terbentang luas, angin
pantai dengan lembut mengelus wajah kita)
·
Menggunakan
kalimat rincian (Terumbu karang berwarna-warni. Ada terumbu karang oranye, abu-abu,
hijau muda)
·
Menggunakan
bahasa sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, dan merasakan apa yang
dideskripsikan
·
Teks deskripsi
yang memunculkan kata ganti orang (Kucingku, Ibuku, memasuki wisata ini Anda
akan disambut)
Struktur teks tanggapan deskriptif
mencakup : 1. Identifikasi
2. Deskripsi Bagian
3. Simpulan
1. Identifikasi
Berisi nama objek
yang dideskripsikan, lokasi, sejarah lahirnya, makna nama, pernyataan umum
tentang objek..
2. Deskripsi Bagian
Berisi perincian
bagian objek tetapi diperinci berdasarkan tanggapan subjektif penulis.
Perincian dapat berisi apa yang dilihat (bagian-bagiannya, komposisi warna,
seperti apa objek yang dilihat menurut kesan penulis). Perincian juga dapat
berisi perincian apa yang didengar (mendengar suara apa saja, seperti apa
suara-suara itu/penulis membandingkan dengan apa). Perincian juga dapat berisi
apa yang dirasakan penulis dengan mengamati objek.
3. Simpulan.
Jenis Pengembangan Deskripsi Bagian
·
Deskripsi
bagian berdasarkan ruang
Berisi perincian bagian-bagian ruang
objek yang dideskripsikan.
Misalnya, penulis mendeskripsikan
bagian pintu masuk, bagian tengah,
bagian belakang). Perincian ruang juga
dapat menyebut nama ruangruang
dan ciri-cirinya.
·
Deskripsi
bagian berdasarkan anggota bagian- bagian objek
Berisi perincian bagian-bagian yang
dideskripsikan (pantai digambarkan bawah lautnya, bibir pantai, ombak dan
pasirnya, pemandangan tumbuhan dan hewan pantai).
·
Deskripsi
bagian berdasarkan proses sesuatu berlangsung.
Berisi perincian bagian awal, mulai
meningkat, puncak (inti), penutup. Misalnya, penulis mendeskripsikan awal
pementasan, puncak adegan, mulai meluruh, dan penutup.
·
Deskripsi
bagian berupa pemfokusan
Berisi bagian yang paling disukai dari
bagian yang dideskripsikan. Contoh: Bagian yang paling saya sukai dari
perpustakaan ini adalah ruang bacanya. Desain unik dengan cat cerah memberikan
kenyamanan yang luar biasa pada pengunjung.
Kata umum adalah kata yang luas ruang lingkupnya dan dapat
mencakup banyak hal. Kata - kata yang termasuk dalam kata umum disebut dengan
hipernim. Kata khusus adalah kata yang ruang lingkup dan cakupan maknanya lebih
sempit. Kata – kata yang termasuk dalam kata umum
disebut dengan hipernim. Kata umum dan kata khusus
sebenarnya sinonim tetapi dengan makna yang lebih khusus.
Kata khusus merupakan sinonim kata umum tetapi dengan
tambahan makna atau lebih formal. Misalnya, kata keren
dan
dahsyat sinonim kata menarik tetapi ragam tidak
formal.
·
Penggunaan
Huruf Kapital, Tanda Koma, Tanda Titik pada Teks
Tanda koma (,) dipakai di antara
unsur-unsur dalam suatu peperincian atau pembilangan.
Contoh
Pantai
Senggigi berada di Kecamatan Batu Layar, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa
Tenggara Barat.
Tanda
koma dipakai di belakang kata penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal
kalimat (jadi, dengan demikian)
Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama nama diri atau nama diri geografi jika
kata yang mendahuluinya menggambarkan kekhasan budaya ukiran Jepara, sarung
Makasar
Huruf
pertama unsur-unsur nama geografi yang diikuti nama diri geografi (Selat
Lombok, Teluk Benggala, Jalan Gajah Mada).
Penggunaan
Kata Depan di dan Awalan di-
Kata depan di berfungsi sebagai kata
depan jika diikuti dengan kata keterangan tempat, arah, posisi/ letak. Sebagai
kata depan di ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya (di pantai, di
belakang, di atas, di bagian barat, di samping). Sebagai awalan di ditulis
serangkai dengan kata yang mengikutinya. Dalam hal ini di berfungsi sebagai
imbuhan pada kata kerja pasif.
Penulisan
Kata Berawalan meN- yang Dirangkai dengan Kata yang Diawali dengan Huruf k, p,
t, s
· Fonem k, p, t, s luluh jika setelah awalan meN-
diikuti oleh kata dasar yang berawal dengan huruf k, p, t, s (misal:
memengaruhi (meN- + pengaruh), memesona (meN- + pesona), mengarantina (meN- +
karantina), dan sebagainya)
· Fonem k, p, t, s TIDAK luluh jika setelah awalan
meN- diikuti oleh kata dasar yang diawali dengan kluster/ konsonan rangkap
(misal: memprakarsai, mengkriminalkan, mengklasifikasi,)
· Fonem k, p, t, s TIDAK luluh jika setelah awalan
meN- diikuti oleh kata berimbuhan yang berawal dengan huruf k, p, t, s (misal:
mempertaruhkan, memperluas)
BAB 2 ( TEKS CERITA FANTASI )
·
Ciri
Umum Teks Narasi
Narasi merupakan cerita fiksi yang berisi perkembangan
kejadian/ peristiwa. Rangkaian peristiwa dalam cerita disebut alur. Rangkaian
peristiwa dalam cerita digerakkan dengan hukum sebab-akibat. Cerita berkembang
dari tahap pengenalan (apa, siapa, dan dimana kejadian terjadi),timbulnya
pertentangan, danpenyelesaian/akhir cerita. Rangkain cerita ini disebut alur.
Tokoh dan watak tokoh merupakan unsur cerita yang mengalami
rangkaian peristiwa.
Narasi memiliki tema/ ide dasar cerita yang menjadi pusat
pengembangan cerita. Tema dapat dirumuskan dari rangkaian peristiwa pada alur
cerita.
Amanat merupakan unsur cerita yang menjadi pesan pengarang
melalui ceritanya. Amanat berkaitan dengan nilai-nilai kehidupan yang dapat
disimpulkan dari isi cerita.
Ciri
Umum Cerita Fantasi
·
Ada
keajaiban/ keanehan/ kemisteriusan
Cerita
mengungkapkan hal-hal supranatural/ kemisteriusan, keghaiban yang tidak ditemui
dalam dunia nyata. Cerita fantasi adalah cerita fiksi bergenre fantasi (dunia
imajinatif yang diciptakan penulis). Pada cerita fantasi hal yang tidak mungkin
dijadikan biasa. Tokoh dan latar diciptakan penulis tidak ada di dunia nyata
atau modifikasi dunia nyata. Tema fantasi adalah
majic,
supernatural atau futuristik.
·
Ide
cerita
Ide
cerita terbuka terhadap daya hayal penulis, tidak dibatasi oleh realitas atau
kehidupan nyata. Ide juga berupa irisan dunia nyata dan dunia khayali yang
diciptakan pengarang. Ide cerita terkadang bersifat sederhana tapi mampu
menitipkan pesan yang menarik.Tema cerita fantasi adalah majic,
supernatural atau futuristik. Contoh, pertempuran komodo dengan siluman serigala
untuk mempertahankan tanah leluhurnya, petualangan di balik pohon kenari yang
melemparkan tokoh ke zaman Belanda, zaman Jepang, kegelapan karena tumbukan
meteor, kehidupan saling cuek dalam dunia teknologi canggih pada 100 tahun mendatang,
· Menggunakan berbagai latar (lintas ruang
dan waktu)
Peristiwa
yang dialami tokoh terjadi pada dua latar yaitu latar yang masih ada dalam
kehidupan sehari-hari dan latar yang tidak tidak ada pada kehidupan
sehari-hari. Alur dan latar cerita fantasi memiliki kekhasan. Rangkaian
peristiwa cerita fantasi menggunakan berbagai latar yang menerobos dimensi
ruang dan waktu. Misalnya, tokoh Nono bisa mengalami kejadian pada beberapa
latar (latar waktu liburan di Wligi, latar zaman Belanda, dan sebagainya).
Jalinan peristiwa pada cerita fantasi berpindah-pindah dari berbagai latar yang
melintasi ruang dan waktu.
·
Tokoh
unik (memiliki kesaktian)
Tokoh
dalam cerita fantasi bisa diberi watak dan ciri yang unik yang tidak ada dalam
kehidupan sehari-hari. Tokoh memiliki kesaktiankesaktian tertentu. Tokoh
mengalami peristiwa misterius yang tidak terjadi pada kehidupan sehari-hari .
Tokoh mengalami kejadian dalam berbagai latar waktu. Tokok dapat ada pada
seting waktu dan tempat yang berbeda zaman (bisa waktu lampau atau waktu yang
akan datang/ futuristik).
·
Bersifat
fiksi
Cerita
fantasi bersifat fiktif (bukan kejadian nyata). Cerita fantasi bisa diilhami
oleh latar nyata atau objek nyata dalam kehidupan tetapi diberi fantasi.
Misalnya, latar cerita dan objek cerita Ugi Agustono diilhami hasilobservasi
penulis terhadap komodo dan Pulau Komodo. Tokoh dan latar difantasikan dari
hasil observasi objek dan tempat nyata. Demikian juga Djoko Lelono memberi
fantasi pada fakta kota Wlingi (Blitar), zaman Belanda, Gunung Kelud.
·
Bahasa
Penggunaan
sinonim dengan emosi yang kuat dan variasi kata cukup menonjol. Bahasa yang
digunakan variatif, ekspresif, dan menggunakan ragam percakapan (bukan bahasa
formal).
Jenis
Cerita Fantasi
Cerita
Fantasi Total dan Irisan
Jenis
cerita fantasi berdasarkan kesesuaiannya dalam kehidupan nyata ada dua kategori
fantasi total dan fantasi sebagian (irisan). Pertama, kategori cerita fantasi
total berisi fantasi pengarang terhadap objek/ tertentu. Pada cerita kategori
ini semua yang terdapat pada cerita semua tidak terjadi dalam dunia nyata.
Misalnya, cerita fantasi Nagata itu total fantasi penulis. Jadi nama orang,
nama objek, nama kota benar-benar rekaan pengarang.
Kedua,
cerita fantasi irisan yaitu cerita fantasi yang mengungkapkan fantasi tetapi
masih menggunakan nama-nama dalam kehidupan nyata, menggunakan nama tempat yang
ada dalam dunia nyata, atau peristiwa pernah terjadi pada dunia nyata.
Cerita
fantasi Sezaman dan Lintas Waktu
Berdasarkan
latar cerita, cerita fantasi dibedakan menjadi dua kategori yaitu latar lintas
waktu dan latar waktu sezaman. Latar sezaman berarti latar yang digunakan satu
masa (fantasi masa kini, fantasi masa lampau, atau fantasi masa yang akan
datang/ futuristik). Latar lintaswaktu berarti cerita fantasi menggunakan dua
latar waktu yang berbeda (misalnya, masa kini dengan zaman prasejarah, masa
kini dan 40 tahun mendatang/ futuristik)
Orientasi : pengenalan
tokoh, latar, watak tokoh, dan konflik
Komplikasi : Berisi hubungan sebab akibat sehingga muncul masalah hingga
masalah itu
memuncak.
Resolusi : Berisi penyelesaian masalah dari konflik yang terjadi.
·
Ciri
kebahasaan pada Cerita Fantasi
a) Penggunaan kata ganti dan nama orang sebagai sudut pandang penceritaan
(aku, mereka, dia, Erza, Doni)
b) Penggunaan kata yang mencerap panca indera untuk deskripsi latar
(tempat, waktu, suasana).
Contoh deskripsi latar tempat
Tiga rumah bergaya kerucut menyambut mataku. Emas danberlian bertaburan
di dinding rumah itu. Laboratorium berantakan. Semua peralatan pecah. Aneh hanya
laptopku yang masih menyala.
·
Latar
suasana
a) Setetes air mata pun jatuh dari wajah Sang Ratu. Tak sepatah
katapun terdengar dari bibirnya. Kamar yang megah ini terasa sunyi dan penuh
kesedihan.
·
Latar
waktu
a) Tengah malam tak ada bintang di langit itu. Mendung hitam nampak
mengumpal. Lolongan anjing bersahut-sahutan menyambut malam yang semakin larut.
b) Menggunakan pilihan kata dengan makna kias dan makna khusus.
c) Contoh 1 : Alien itu berhidung mancung. Dengan hidungnya yang, menjulang ia mengendus sekeliling.
·
kata
sambung penanda urutan waktu
Kata sambung urutan waktu setelah itu, kemudian, sementara itu,
bersamaan dengan itu, tiba-tiba, ketika, sebelum, dan sebaginya. Penggunaan
kata sambung urutan waktu untuk menandakan datangnya tokoh lain atau perubahan
latar, baik latar suasana, waktu, dan tempat.
Contoh:
a) Setelah buku terbuka aku terseret pada masa lampau.
b) Dua tahun kemudian,
Farta telah sampai di Planet Mars dan bertemu dengan Tatao.
c) Akhirnya, Farta dapat
menyelamatkan diri dari terkaman raksasa.
·
Penggunaan
kata/ ungkapan keterkejutan
Penggunaan kata/ ungkapan keterkejutan berfungsi untuk menggerakkan
cerita (memulai masalah)
Contoh
a) Tiba-tiba seorang
alien yang berukuran lebih besar datang.
b) Tanpa diduga buku
terjatuh dan halaman terbuka menyeret Nabila pada dunia lain.
c) Di tengah kebahagiaannya datanglah
musibah itu.
·
Penggunaan
dialog/ kalimat langsung dalam cerita
“Raksasa itu mengejar kita!” teriak Fona kalang kabut. Aku ternganga
mendengar perkataan Fona. Aku segera berlari.
BAB 3 ( TEKS PROSEDUR )
a. Tujuan
teks prosedur menjelaskan kegiatan yang harus dilakukan agar pembaca / pemirsa
dapat secara tepat dan akurat mengikuti sebuah proses membuat sesuatu,
melakukan suatu pekerjaan, atau menggunakan suatu alat.
b. Ciri
teks prosedur dari segi isinya ada tiga: (a) panduan langkahlangkah yang harus
dilakukan, (b) aturan atau batasan dalam hal bahan/ kegiatan dalam melakukan
kegiatan, (c) isi kegiatan yang dilakukan secara urut (kalau tidak urut disebut
tips).
c. Ciri
bahasa yang digunakan (a) kalimat perintah karena pada teks prosedur pembaca
berfokus untuk melakukan suatu kegiatan, (b) Selain kalimat perintah juga
diberikan saran, dan larangan agar diperoleh hasil maksimal pada waktu
menggunakan, membuat, (c) penggunaan kata dengan ukuran akurat ( ¼ tepung, 5
buah rimpang kunyit), (d) menggunakan kelompok kalimat dengan batasan yang jelas
(rebus hingga menjadi bubur, lipat bagian ujung kanan sehingga membentuk
segitiga sama kaki).
· Berdasarkan tujuannya teks prosedur dibagi menjadi tiga
jenis yaitu (a) teks prosedur untuk memandu cara menggunakan/ memainkan suatu
alat (cara memainkan suatu alat musik, cara menggunakan alat, (b) teks prosedur
untuk memandu cara membuat (ada bahan, cara, dan langkah), dan (c) teks
prosedur untuk memandu cara melakukan sebuah kegiatan (cara menari, cara
melakukan senam)
Struktur teks prosedur
1. Judul
a. Dapat berupa nama benda/sesuatu yang hendak dibuat/
dilakukan
b. Dapat berupa cara melakukan/menggunakan sesuatu
2. Pengantar yang
menyatakan tujuan penulisan
a. Dapat berupa pernyataan yang menyatakan tujuan penulisan
b. Dapat berupa paragraf pengantar yang menyatakan tujuan
penulisan
3. Bahan atau alat untuk melaksanakan suatu prosedur
a. Dapat berupa daftar/rincian
b. Dapat berupa paragraf
c. Pada teks prosedur tertentu, misalnya prosedur melakukan
sesuatu, tidak diperlukan bahan/alat
4. Langkah/tahapan dengan urutan yang benar
a.
Berupa
tahapan yang ditunjukkan dengan penomoran
b. Berupa tahapan yang ditunjukkan dengan kata yang menunjukkan
urutan: pertama, kedua, ketiga, dst.
c. Berupa tahapan yang ditunjukkan dengan kata yang menunjukkan
urutan waktu: sekarang, kemudian, setelah itu, dst.
Tahapan biasanya dimulai dengan kata yang menunjukkan
perintah: tambahkan, aduk, tiriskan, panaskan, dll.
Maaf jika rangkuman BAB 3 terlalu sedikit...
BAB
4 ( LAPORAN HASIL OBSERVASI )
Mengapa dikatakan laporan hasil observasi?
·
Isi yang dibahas adalah ilmu tentang
suatu objek/ konsep.
·
objek yang dibahas bersifat umum
sehingga menjelaskan ciri umum semua yang termasuk kategori/ kelompok itu
(judul bersifat umum: Pantai, Museum, Demokrasi).
·
Bertujuan menjelaskan dari sudut
pandang ilmu.
·
Objek atau hal dibahas secara
sistematis, dirinci bagian-bangianya, dan objektif.
·
Memerinci objek atau hal secara
sistematis dari sudut ilmu (definisi, klasifikasi, jabaran ciri objek).
Apa itu teks laporan hasil observasi?
·
Teks laporan hasil observasi adalah
teks yang berfungsi untuk memberikan informasi tentang suatu objek atau
situasi, setelah diadakannya investigasi/ penelitian secara sistematis.
·
Teks laporan hasil observasi
menghadirkan informasi tentang suatu hal secara apa adanya lalu dikelompokkan
dan dianalisis secara sistematis sehingga dapat mejelaskan suatu hal secara
rinci dan dari sudut pandang keilmuan. Teks ini berisi hasil observasi dan
analisis secara sistematis. Laporan hasil observasi bisa berupa hasil riset
secara mendalam tentang suatu benda, tumbuhan, hewan, konsep/ ekosistem
tertentu.
·
Teks laporan hasil observasi biasanya
berisi dengan fakta-fakta yang bisa dibuktikan secara ilmiah.
Struktur
Teks Laporan Hasil Observasi
a) Pernyataan umum/ klasifikasi umum/ definisi umum; Pernyataan umum/definisi umum berisi definisi, kelas/
kelompok, keterangan umum, atau informasi tambahan tentang subjek yang
dilaporkan. Pernyataan umum berisi informasi umum (nama latin, asal usul,
kelas, informasi tambahan tentang hal yang dilaporkan). Ciri bahasa Teks
Laporan Hasil Observasi adalah menggunakan istilah dalam bidang ilmu tertentu,
definisi menggunakan adalah dan merupakan. Penggunaan kata yang sebagai pembeda
pada kalimat definisi.
b) Deskripsi bagian: berisi
perincian bagian- bagian hal yang dilaporkan. Kalau binatang mencakup ciri
fisik, habitat, makanan, perilaku. Kalau tumbuhanberupa perincian ciri fisik
bunga, akar, buah atau perincian bagian yang lain.Perincian manfaat dan nutrisi
juga dipaparkan pada bagian ini. Kalau yang dilaporkan berupa objek, deskripsi
bagian berisi klasifikasi objek dari berbagai segi dan deskripsi manfaat suatu objek,
sifat-sifat khusus objek. Ciri bahasa menggunakan kata khusus dan
kalimat-kalimat yang menjelaskan (memerinci). Deskripsi bagian menggunakan
istilah dalam bidang ilmu, kata baku, dan kalimat efektif. Kata sambung yang
digunakan: yaitu, dan, selain itu, di samping itu, dari segi ...., rincian
jenis kelompok pertama, kedua, dan lain-lain.
c) Simpulan : berisi
ringkasan umum hal yang dilaporkan (simpulan ini boleh ada dan boleh tidak
ada).
Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang menggunakan kaidah/
strutur bahasa Indonesia dan pilihan kata baku. Ketidakefektifan kalimat
dapat membuat pesan yang disampaikan pembicara atau penulis tidak sampai
sehingga akan beda maknanya saat
ditangkap oleh pendengar atau pembicara.
Unsur-Unsur kalimat Efektif
Sebuah kalimat dinyatakan efektif bila mengandung beberapa
ciri khas, yaitu kesepadanan struktur, keparalelan bentuk, ketegasan
makna, kehematan kata, kecermatan penalaran, kepaduan gagasan, dan
kelogisan
bahasa.
Keparalelan
Keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam
kalimat itu. Artinya, jika bentuk pertama menggunakan nomina, maka
bentuk kedua dan selanjutnya juga menggunakan nomina. Begitu pun
dengan verba.
Kehematan
Kehematan adalah hemat mempergunakan kata, frasa, atau
bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan tidak berarti harus
menghilangkan kata-kata yang dapat menambah kejelasan kalimat. Ada
beberapa kriteria penghematan,
yaitu:
Kecermatan
Kecermatan adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan tafsir
ganda, dan
tepat dalam pilihan kata.
No comments:
Post a Comment