Pages

Sunday, December 25, 2016

Rangkuman Bahasa Indonesia Semester 1

Bahasa Indonesia
BAB 1 ( TEKS DESKRIPSI )
Ciri Tujuan Teks Deskripsi
·      Tujuan teks deskripsi menggambarkan objek dengan cara memerinci objek secara subjektif atau melukiskan kondisi objek dari sudut pandang penulis Teks deskripsi bertujuan menggambarkan/ melukiskan secara rinci dan penggambaran sekonkret mungkin suatu objek/ suasana/ perasaan sehingga pembaca seakan-akan melihat, mendengar, mengalami apa yang dideskripsikan.
Ciri Objek yang dideskripsikan
·      Objek yang dibicarakan pada teks deskripsi bersifat khusus (objek tertentu yang kemungkinan berbeda dengan objek lain). Objek yang dideskripsikan bersifat pendapat personal. Ciri ini tergambar pada judul berisi objek pada konteks tertentu (Si Bagas Kucingku, Ibuku Kebanggaanku). Hal yang dibicarakan khusus kucing bernama Bagas yang kemungkinan memiliki sifat berbeda dengan kucing-kucing yang lain. Demikian juga Ibu yang dideskripsikan memiliki tanggapan khusus sesuai dengan pendapat penulis tentang ibu yang bisa jadi berbeda dengan ibu pada umumnya)
Ciri Isi Teks Deskripsi
·      Isi teks deskripsi diperinci menjadi perincian bagian-bagian objek
·      Isi teks deskripsi menggambarkan secara konkret (menggambarkan wisata yang indah akan dikonkretkan indahnya seperti apa, menggambarkan ibu yang baik akan dikonkretkan baiknya seperti apa). Dengan demikian, teks deskripsi banyak menggunakan kata khusus (warna dikhususkan pada kata hijau, biru toska, oranye)
·      Isi teks deskripsi bersifat personal dengan kandungan emosi sehingga menggunakan kata-kata dengan emosi kuat (ombak menggempur, kemolekan pantai, ibuku yang tangguh)
Jenis Teks Deskripsi
·      Jenis teks deskripsi dibedakan menjadi dua yaitu teks derkripsi berdiri sendiri sebagai teks dan teks deskripsi yang menjadi bagian teks lain ( novel, cerpen, lagu, dll.).
Ciri Teks Deskripsi dari segi Penggunaan Bahasa
·      Menggunakan kata-kata khusus untuk mengkonkretkan ( warna dirinci merah, kuning, hijau)
·      Menggunakan kalimat rincian untuk mengongkretkan (Ibuku orang yang sangat baik. Dia berusaha menolong semua orang. Dia ramah dan tutur katanya lembut kepada siapa saja.
·      Menggunakan kata sinonim dengan emosi kuat (indah diungkapkan dengan sinonim yang lebih memiliki emosi kuat yaitu elok, permai, molek, mengagumkan, memukau, menakjubkan)
·         Menggunakan majas untuk melukiskan secara konkret (pasir pantai lembut seperti bedak bayi, hamparan laut biru toska seperti permadani indah yang terbentang luas, angin pantai dengan lembut mengelus wajah kita)
·         Menggunakan kalimat rincian (Terumbu karang berwarna-warni. Ada terumbu karang oranye, abu-abu, hijau muda)
·         Menggunakan bahasa sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, dan merasakan apa yang dideskripsikan
·         Teks deskripsi yang memunculkan kata ganti orang (Kucingku, Ibuku, memasuki wisata ini Anda akan disambut)
Struktur teks tanggapan deskriptif mencakup :  1. Identifikasi
                                                                                      2. Deskripsi Bagian
                                                                                      3. Simpulan
1.   Identifikasi
Berisi nama objek yang dideskripsikan, lokasi, sejarah lahirnya, makna nama, pernyataan umum tentang objek..
2.  Deskripsi Bagian
Berisi perincian bagian objek tetapi diperinci berdasarkan tanggapan subjektif penulis. Perincian dapat berisi apa yang dilihat (bagian-bagiannya, komposisi warna, seperti apa objek yang dilihat menurut kesan penulis). Perincian juga dapat berisi perincian apa yang didengar (mendengar suara apa saja, seperti apa suara-suara itu/penulis membandingkan dengan apa). Perincian juga dapat berisi apa yang dirasakan penulis dengan mengamati objek.
3.  Simpulan.

Jenis Pengembangan Deskripsi Bagian
·     Deskripsi bagian berdasarkan ruang
Berisi perincian bagian-bagian ruang objek yang dideskripsikan.
Misalnya, penulis mendeskripsikan bagian pintu masuk, bagian tengah,
bagian belakang). Perincian ruang juga dapat menyebut nama ruangruang
dan ciri-cirinya.     
·     Deskripsi bagian berdasarkan anggota bagian- bagian objek
Berisi perincian bagian-bagian yang dideskripsikan (pantai digambarkan bawah lautnya, bibir pantai, ombak dan pasirnya, pemandangan tumbuhan dan hewan pantai).
·     Deskripsi bagian berdasarkan proses sesuatu berlangsung.
Berisi perincian bagian awal, mulai meningkat, puncak (inti), penutup. Misalnya, penulis mendeskripsikan awal pementasan, puncak adegan, mulai meluruh, dan penutup.
·     Deskripsi bagian berupa pemfokusan
Berisi bagian yang paling disukai dari bagian yang dideskripsikan. Contoh: Bagian yang paling saya sukai dari perpustakaan ini adalah ruang bacanya. Desain unik dengan cat cerah memberikan kenyamanan yang luar biasa pada pengunjung.
Kata umum adalah kata yang luas ruang lingkupnya dan dapat mencakup banyak hal. Kata - kata yang termasuk dalam kata umum disebut dengan hipernim. Kata khusus adalah kata yang ruang lingkup dan cakupan maknanya lebih sempit. Kata – kata yang termasuk dalam kata umum
disebut dengan hipernim. Kata umum dan kata khusus sebenarnya sinonim tetapi dengan makna yang lebih khusus.
Kata khusus merupakan sinonim kata umum tetapi dengan tambahan makna atau lebih formal. Misalnya, kata keren dan dahsyat sinonim kata menarik tetapi ragam tidak formal.

·     Penggunaan Huruf Kapital, Tanda Koma, Tanda Titik pada Teks
Tanda koma (,) dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu peperincian atau pembilangan.
Contoh
Pantai Senggigi berada di Kecamatan Batu Layar, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Tanda koma dipakai di belakang kata penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat (jadi, dengan demikian)
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama diri atau nama diri geografi jika kata yang mendahuluinya menggambarkan kekhasan budaya ukiran Jepara, sarung Makasar
Huruf pertama unsur-unsur nama geografi yang diikuti nama diri geografi (Selat Lombok, Teluk Benggala, Jalan Gajah Mada).
Penggunaan Kata Depan di dan Awalan di-
Kata depan di berfungsi sebagai kata depan jika diikuti dengan kata keterangan tempat, arah, posisi/ letak. Sebagai kata depan di ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya (di pantai, di belakang, di atas, di bagian barat, di samping). Sebagai awalan di ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya. Dalam hal ini di berfungsi sebagai imbuhan pada kata kerja pasif.
Penulisan Kata Berawalan meN- yang Dirangkai dengan Kata yang Diawali dengan Huruf k, p, t, s
·      Fonem k, p, t, s luluh jika setelah awalan meN- diikuti oleh kata dasar yang berawal dengan huruf k, p, t, s (misal: memengaruhi (meN- + pengaruh), memesona (meN- + pesona), mengarantina (meN- + karantina), dan sebagainya)
·      Fonem k, p, t, s TIDAK luluh jika setelah awalan meN- diikuti oleh kata dasar yang diawali dengan kluster/ konsonan rangkap (misal: memprakarsai, mengkriminalkan, mengklasifikasi,)
·      Fonem k, p, t, s TIDAK luluh jika setelah awalan meN- diikuti oleh kata berimbuhan yang berawal dengan huruf k, p, t, s (misal: mempertaruhkan, memperluas)
BAB 2 ( TEKS CERITA FANTASI )
·     Ciri Umum Teks Narasi
Narasi merupakan cerita fiksi yang berisi perkembangan kejadian/ peristiwa. Rangkaian peristiwa dalam cerita disebut alur. Rangkaian peristiwa dalam cerita digerakkan dengan hukum sebab-akibat. Cerita berkembang dari tahap pengenalan (apa, siapa, dan dimana kejadian terjadi),timbulnya pertentangan, danpenyelesaian/akhir cerita. Rangkain cerita ini disebut alur.
Tokoh dan watak tokoh merupakan unsur cerita yang mengalami rangkaian peristiwa.
Narasi memiliki tema/ ide dasar cerita yang menjadi pusat pengembangan cerita. Tema dapat dirumuskan dari rangkaian peristiwa pada alur cerita.
Amanat merupakan unsur cerita yang menjadi pesan pengarang melalui ceritanya. Amanat berkaitan dengan nilai-nilai kehidupan yang dapat disimpulkan dari isi cerita.
Ciri Umum Cerita Fantasi
·     Ada keajaiban/ keanehan/ kemisteriusan
Cerita mengungkapkan hal-hal supranatural/ kemisteriusan, keghaiban yang tidak ditemui dalam dunia nyata. Cerita fantasi adalah cerita fiksi bergenre fantasi (dunia imajinatif yang diciptakan penulis). Pada cerita fantasi hal yang tidak mungkin dijadikan biasa. Tokoh dan latar diciptakan penulis tidak ada di dunia nyata atau modifikasi dunia nyata. Tema fantasi adalah
majic, supernatural atau futuristik.
·     Ide cerita
Ide cerita terbuka terhadap daya hayal penulis, tidak dibatasi oleh realitas atau kehidupan nyata. Ide juga berupa irisan dunia nyata dan dunia khayali yang diciptakan pengarang. Ide cerita terkadang bersifat sederhana tapi mampu menitipkan pesan yang menarik.Tema cerita fantasi adalah majic, supernatural atau futuristik. Contoh, pertempuran komodo dengan siluman serigala untuk mempertahankan tanah leluhurnya, petualangan di balik pohon kenari yang melemparkan tokoh ke zaman Belanda, zaman Jepang, kegelapan karena tumbukan meteor, kehidupan saling cuek dalam dunia teknologi canggih pada 100 tahun mendatang,
·      Menggunakan berbagai latar (lintas ruang dan waktu)
Peristiwa yang dialami tokoh terjadi pada dua latar yaitu latar yang masih ada dalam kehidupan sehari-hari dan latar yang tidak tidak ada pada kehidupan sehari-hari. Alur dan latar cerita fantasi memiliki kekhasan. Rangkaian peristiwa cerita fantasi menggunakan berbagai latar yang menerobos dimensi ruang dan waktu. Misalnya, tokoh Nono bisa mengalami kejadian pada beberapa latar (latar waktu liburan di Wligi, latar zaman Belanda, dan sebagainya). Jalinan peristiwa pada cerita fantasi berpindah-pindah dari berbagai latar yang melintasi ruang dan waktu.
·     Tokoh unik (memiliki kesaktian)
Tokoh dalam cerita fantasi bisa diberi watak dan ciri yang unik yang tidak ada dalam kehidupan sehari-hari. Tokoh memiliki kesaktiankesaktian tertentu. Tokoh mengalami peristiwa misterius yang tidak terjadi pada kehidupan sehari-hari . Tokoh mengalami kejadian dalam berbagai latar waktu. Tokok dapat ada pada seting waktu dan tempat yang berbeda zaman (bisa waktu lampau atau waktu yang akan datang/ futuristik).
·     Bersifat fiksi
Cerita fantasi bersifat fiktif (bukan kejadian nyata). Cerita fantasi bisa diilhami oleh latar nyata atau objek nyata dalam kehidupan tetapi diberi fantasi. Misalnya, latar cerita dan objek cerita Ugi Agustono diilhami hasilobservasi penulis terhadap komodo dan Pulau Komodo. Tokoh dan latar difantasikan dari hasil observasi objek dan tempat nyata. Demikian juga Djoko Lelono memberi fantasi pada fakta kota Wlingi (Blitar), zaman Belanda, Gunung Kelud.
·     Bahasa
Penggunaan sinonim dengan emosi yang kuat dan variasi kata cukup menonjol. Bahasa yang digunakan variatif, ekspresif, dan menggunakan ragam percakapan (bukan bahasa formal).
Jenis Cerita Fantasi
Cerita Fantasi Total dan Irisan
Jenis cerita fantasi berdasarkan kesesuaiannya dalam kehidupan nyata ada dua kategori fantasi total dan fantasi sebagian (irisan). Pertama, kategori cerita fantasi total berisi fantasi pengarang terhadap objek/ tertentu. Pada cerita kategori ini semua yang terdapat pada cerita semua tidak terjadi dalam dunia nyata. Misalnya, cerita fantasi Nagata itu total fantasi penulis. Jadi nama orang, nama objek, nama kota benar-benar rekaan pengarang.
Kedua, cerita fantasi irisan yaitu cerita fantasi yang mengungkapkan fantasi tetapi masih menggunakan nama-nama dalam kehidupan nyata, menggunakan nama tempat yang ada dalam dunia nyata, atau peristiwa pernah terjadi pada dunia nyata.
Cerita fantasi Sezaman dan Lintas Waktu
Berdasarkan latar cerita, cerita fantasi dibedakan menjadi dua kategori yaitu latar lintas waktu dan latar waktu sezaman. Latar sezaman berarti latar yang digunakan satu masa (fantasi masa kini, fantasi masa lampau, atau fantasi masa yang akan datang/ futuristik). Latar lintaswaktu berarti cerita fantasi menggunakan dua latar waktu yang berbeda (misalnya, masa kini dengan zaman prasejarah, masa kini dan 40 tahun mendatang/ futuristik)
Orientasi  : pengenalan tokoh, latar, watak tokoh, dan konflik
Komplikasi  : Berisi hubungan sebab akibat sehingga muncul masalah hingga masalah itu
                          memuncak.
Resolusi    : Berisi penyelesaian masalah dari konflik yang terjadi.
·     Ciri kebahasaan pada Cerita Fantasi
a)    Penggunaan kata ganti dan nama orang sebagai sudut pandang penceritaan (aku, mereka, dia, Erza, Doni)
b)   Penggunaan kata yang mencerap panca indera untuk deskripsi latar (tempat, waktu, suasana).
Contoh deskripsi latar tempat
Tiga rumah bergaya kerucut menyambut mataku. Emas danberlian bertaburan di dinding rumah itu. Laboratorium berantakan. Semua peralatan pecah. Aneh hanya laptopku yang masih menyala.
·     Latar suasana
a)    Setetes air mata pun jatuh dari wajah Sang Ratu. Tak sepatah katapun terdengar dari bibirnya. Kamar yang megah ini terasa sunyi dan penuh kesedihan.
·     Latar waktu
a)    Tengah malam tak ada bintang di langit itu. Mendung hitam nampak mengumpal. Lolongan anjing bersahut-sahutan menyambut malam yang semakin larut.
b)   Menggunakan pilihan kata dengan makna kias dan makna khusus.
c)    Contoh 1 : Alien itu berhidung mancung. Dengan hidungnya yang, menjulang ia mengendus sekeliling.
·     kata sambung penanda urutan waktu
Kata sambung urutan waktu setelah itu, kemudian, sementara itu, bersamaan dengan itu, tiba-tiba, ketika, sebelum, dan sebaginya. Penggunaan kata sambung urutan waktu untuk menandakan datangnya tokoh lain atau perubahan latar, baik latar suasana, waktu, dan tempat.
Contoh:
a)     Setelah buku terbuka aku terseret pada masa lampau.
b)     Dua tahun kemudian, Farta telah sampai di Planet Mars dan bertemu dengan Tatao.
c)     Akhirnya, Farta dapat menyelamatkan diri dari terkaman raksasa.
·     Penggunaan kata/ ungkapan keterkejutan
Penggunaan kata/ ungkapan keterkejutan berfungsi untuk menggerakkan cerita (memulai masalah)
Contoh
a)  Tiba-tiba seorang alien yang berukuran lebih besar datang.
b)  Tanpa diduga buku terjatuh dan halaman terbuka menyeret Nabila pada dunia lain.
c)  Di tengah kebahagiaannya datanglah musibah itu.
·     Penggunaan dialog/ kalimat langsung dalam cerita
“Raksasa itu mengejar kita!” teriak Fona kalang kabut. Aku ternganga mendengar perkataan Fona. Aku segera berlari.
BAB 3 ( TEKS PROSEDUR )
a.   Tujuan teks prosedur menjelaskan kegiatan yang harus dilakukan agar pembaca / pemirsa dapat secara tepat dan akurat mengikuti sebuah proses membuat sesuatu, melakukan suatu pekerjaan, atau menggunakan suatu alat.
b.  Ciri teks prosedur dari segi isinya ada tiga: (a) panduan langkahlangkah yang harus dilakukan, (b) aturan atau batasan dalam hal bahan/ kegiatan dalam melakukan kegiatan, (c) isi kegiatan yang dilakukan secara urut (kalau tidak urut disebut tips).
c.   Ciri bahasa yang digunakan (a) kalimat perintah karena pada teks prosedur pembaca berfokus untuk melakukan suatu kegiatan, (b) Selain kalimat perintah juga diberikan saran, dan larangan agar diperoleh hasil maksimal pada waktu menggunakan, membuat, (c) penggunaan kata dengan ukuran akurat ( ¼ tepung, 5 buah rimpang kunyit), (d) menggunakan kelompok kalimat dengan batasan yang jelas (rebus hingga menjadi bubur, lipat bagian ujung kanan sehingga membentuk segitiga sama kaki).

·      Berdasarkan tujuannya teks prosedur dibagi menjadi tiga jenis yaitu (a) teks prosedur untuk memandu cara menggunakan/ memainkan suatu alat (cara memainkan suatu alat musik, cara menggunakan alat, (b) teks prosedur untuk memandu cara membuat (ada bahan, cara, dan langkah), dan (c) teks prosedur untuk memandu cara melakukan sebuah kegiatan (cara menari, cara melakukan senam)

Struktur teks prosedur
1.   Judul
a.   Dapat berupa nama benda/sesuatu yang hendak dibuat/ dilakukan
b.  Dapat berupa cara melakukan/menggunakan sesuatu
2.   Pengantar yang menyatakan tujuan penulisan
a.   Dapat berupa pernyataan yang menyatakan tujuan penulisan
b.  Dapat berupa paragraf pengantar yang menyatakan tujuan penulisan
3.  Bahan atau alat untuk melaksanakan suatu prosedur
a.   Dapat berupa daftar/rincian
b.  Dapat berupa paragraf
c.   Pada teks prosedur tertentu, misalnya prosedur melakukan sesuatu, tidak diperlukan bahan/alat
4.  Langkah/tahapan dengan urutan yang benar
a.   Berupa tahapan yang ditunjukkan dengan penomoran
b.  Berupa tahapan yang ditunjukkan dengan kata yang menunjukkan urutan: pertama, kedua, ketiga, dst.
c.   Berupa tahapan yang ditunjukkan dengan kata yang menunjukkan urutan waktu: sekarang, kemudian, setelah itu, dst.
Tahapan biasanya dimulai dengan kata yang menunjukkan perintah: tambahkan, aduk, tiriskan, panaskan, dll.

Maaf jika rangkuman BAB 3 terlalu sedikit...
BAB 4 ( LAPORAN HASIL OBSERVASI )
Mengapa dikatakan laporan hasil observasi?
·         Isi yang dibahas adalah ilmu tentang suatu objek/ konsep.
·         objek yang dibahas bersifat umum sehingga menjelaskan ciri umum semua yang termasuk kategori/ kelompok itu (judul bersifat umum: Pantai, Museum, Demokrasi).
·         Bertujuan menjelaskan dari sudut pandang ilmu.
·         Objek atau hal dibahas secara sistematis, dirinci bagian-bangianya, dan objektif. 
·         Memerinci objek atau hal secara sistematis dari sudut ilmu (definisi, klasifikasi, jabaran ciri objek).
Apa itu teks laporan hasil observasi?
·         Teks laporan hasil observasi adalah teks yang berfungsi untuk memberikan informasi tentang suatu objek atau situasi, setelah diadakannya investigasi/ penelitian secara sistematis.
·         Teks laporan hasil observasi menghadirkan informasi tentang suatu hal secara apa adanya lalu dikelompokkan dan dianalisis secara sistematis sehingga dapat mejelaskan suatu hal secara rinci dan dari sudut pandang keilmuan. Teks ini berisi hasil observasi dan analisis secara sistematis. Laporan hasil observasi bisa berupa hasil riset secara mendalam tentang suatu benda, tumbuhan, hewan, konsep/ ekosistem tertentu.
·         Teks laporan hasil observasi biasanya berisi dengan fakta-fakta yang bisa dibuktikan secara ilmiah.

Struktur Teks Laporan Hasil Observasi
a)     Pernyataan umum/ klasifikasi umum/ definisi umum; Pernyataan umum/definisi umum berisi definisi, kelas/ kelompok, keterangan umum, atau informasi tambahan tentang subjek yang dilaporkan. Pernyataan umum berisi informasi umum (nama latin, asal usul, kelas, informasi tambahan tentang hal yang dilaporkan). Ciri bahasa Teks Laporan Hasil Observasi adalah menggunakan istilah dalam bidang ilmu tertentu, definisi menggunakan adalah dan merupakan. Penggunaan kata yang sebagai pembeda pada kalimat definisi.
b)     Deskripsi bagian: berisi perincian bagian- bagian hal yang dilaporkan. Kalau binatang mencakup ciri fisik, habitat, makanan, perilaku. Kalau tumbuhanberupa perincian ciri fisik bunga, akar, buah atau perincian bagian yang lain.Perincian manfaat dan nutrisi juga dipaparkan pada bagian ini. Kalau yang dilaporkan berupa objek, deskripsi bagian berisi klasifikasi objek dari berbagai segi dan deskripsi manfaat suatu objek, sifat-sifat khusus objek. Ciri bahasa menggunakan kata khusus dan kalimat-kalimat yang menjelaskan (memerinci). Deskripsi bagian menggunakan istilah dalam bidang ilmu, kata baku, dan kalimat efektif. Kata sambung yang digunakan: yaitu, dan, selain itu, di samping itu, dari segi ...., rincian jenis kelompok pertama, kedua, dan lain-lain.
c)     Simpulan : berisi ringkasan umum hal yang dilaporkan (simpulan ini boleh ada dan boleh tidak ada).

Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang menggunakan kaidah/ strutur bahasa Indonesia dan pilihan kata baku. Ketidakefektifan kalimat dapat membuat pesan yang disampaikan pembicara atau penulis tidak sampai sehingga akan beda maknanya saat ditangkap oleh pendengar atau pembicara.
Unsur-Unsur kalimat Efektif
Sebuah kalimat dinyatakan efektif bila mengandung beberapa ciri khas, yaitu kesepadanan struktur, keparalelan bentuk, ketegasan makna, kehematan kata, kecermatan penalaran, kepaduan gagasan, dan kelogisan
bahasa.
Keparalelan
Keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu. Artinya, jika bentuk pertama menggunakan nomina, maka bentuk kedua dan selanjutnya juga menggunakan nomina. Begitu pun dengan verba.
Kehematan
Kehematan adalah hemat mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata-kata yang dapat menambah kejelasan kalimat. Ada beberapa kriteria penghematan, yaitu:
Kecermatan
Kecermatan adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan tafsir ganda, dan tepat dalam pilihan kata.

No comments:

Post a Comment

 

Sample text

Sample Text

Sample Text

 
Blogger Templates