Pages

Friday, September 2, 2016

INFORMASI TENTANG KEADAAN PENDUDUK INDONESIA


INFORMASI TENTANG KEADAAN PENDUDUK INDONESIA

Keadaan Penduduk Indonesia. Penduduk adalah sekelompok manusia yang menempati suatu wilayah dalam waktu tertentu. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki permasalahan dalam bidang kependudukan. Terutama jumlah penduduk yang komposisinya tidak seimbang. Jumlah usia nonproduktif lebih banyak dibandingkan dengan usia produktif. Secara internasional, jumlah penduduk Indonesia menduduki peringkat keempat setelah Cina, India, dan Amerika Serikat.  

Jumlah penduduk tersebut akan berubah dari waktu ke waktu. Jumlah penduduk tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu kelahiran, kematian, dan migrasi.
1. Kelahiran
Angka kelahiran disebut juga fertilitas atau natalitas yang artinya menunjukkan angka kelahiran yang sesungguhnya. Kelahiran hidup adalah sutu kelahiran bayi tanpa memperhitungkan lamanya di dalam kandungan dan bayi menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Adapun angka kelahiran mati adalah kelahiran sseorang bayi dari kandungan yang berumur paling sedikit 28 minggu, tanpa menunjukkan tanda-tanda kehidupan.

Faktor penunjang tingkat kelahiran adalah sebagai berikut.
  • Kawin usia muda, di masyarakat pedesaan masih banyak perkawinan dalam usia muda karena orang tuanya merasa malu jika anaknya tidak cepat mendapatkan jodoh.
  • Besarnya angka kematian bayi, karena banyaknya bayi yang meninggal mendorong orang tua mempunyai anak banyak.
  • Adanya penilaian yang tinggi terhadap anak, karena: 1) Penerus keturunan. Anak merupakan penerus keturunan keluarga, dengan demikian orang tua merasa was-was jika memiliki sedikit anak karena khawatir regenerasi keluarganya akan terhenti. 2) Sumber tenaga kerja. Setelah serang anak tumbuh dewasa, maka ia akan menjadi sumber pencari nafkahuntuk membantu orang tua. Pembawa rezeki, anak diharapkan membalas segala jasa orang tua dalam betuk materi. Oleh karena itu, jika anak mendapatkan rezeki, maka orang tua tentu akan menikmatinya pula.
  • Tumpuan pada hari tua. Jika orang tua sudah lanjut usia, maka anak akan menjadi tumpuan harapan orang tua yang harus memenuhi segala kebutuhan orang tua.
Beberapa faktor penghambat tingkat kelahiran, yaitu adanya ke sadaran mengenai pentingnya hal-hal berikut.
  • Keluarga Berencana (KB). Kesadaran masyarakat untuk menjaga jarak kehamilan, demi peningkatan taraf hidup dan kemajuan pendidikan.  
  • Undang-undang perkawinan yang menetapkan batas minimal usia untuk menikah bagi wanita 17 tahun dan lakilaki 20 tahun.
  • Penundaan usia kawin, dengan alasan sekolah atau belum bekerja, para remaja mampu menunda usia pernikahannya.
  • Peraturan tentang tunjangan anak pegawai negeri yang menetapkan tunjangan hanya diberikan sampai anak yang ke-2.
2 Kematian 
Faktor kedua yang memengaruhi pertumbuhan penduduk adalah kematian atau mortalitas. Kematian yaitu hilangnya tanda-tanda kehidupan manusia secara permanen. Faktor penyebab kematian (mortalitas) antara lain sebagai berikut.
  • Belum memadainya sarana kesehatan
  • Tingkat kesehatan masyarakat masih rendah
  • Kurangnya gizi makanan sebagian besar penduduk
  • Pencemaran lingkungan
  • Kecelakaaan lalu lintas
  • Peperangan
  • Bencana alam dan wabah penyakit
Faktor pengendali kematian (penghambat) antara lain:
  • Semakin meningkatnya fasilitas kesehatan
  • Tingginya tingkat kesehatan masyarakat
  • Makanan yang cukup bergizi
  • Lingkungan yang bersih dan teratur
  • Ajaran agama yang melarang bunuh diri dan membunuh orang lain
  • Keadaan negara yang damai
3. Migrasi Penduduk
Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain dengan tujuan untuk
menetap. Dikatakan menetap apabila berada di daerah baru secara terus-menerus selama minimal enam bulan. Perpindahan penduduk yang dilakukan kurang dari enam bulan disebut mobilitas sirkuler. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya migrasi antara lain sebagaiberikut.
  • Alasan ekonomi bertujuan untuk memperbaiki hidup
  • Alasan politik, misalnya adanya tekanan-takanan di tempat tinggal atau karena perbedaan ideologi
  • Alasan sosial, terjadi karena tekanan-tekanan dari tetangganya
  • Alasan agama, karena tidak ada kebebasan dalam menganut agama sesuai dengan kepercayaannya
  • Kepadatan penduduk
  • Keadaan geografis lain
  • Alasan lain seperti melanjut kan pendidikan, berpetualang
Migrasi pada dasarnya di bedakan menjadi dua, yaitu migrasi antarnegara dan migrasi dalam negeri. Migrasi negara lain. Migrasi antarnegara dibedakan menjadi tiga, yaitu:
  • Imigrasi, yaitu masuknya penduduk dari suatu negara ke negara lain, misalnya penduduk Maroko pindah ke Indonesia
  • Emigrasi, yaitu keluarnya penduduk dari suatu negara ke negara lain misalnya penduduk Indonesia pindah Uzbekistan.
  • Remigrasi, yaitu kembalinya penduduk dari negara lain ke negaranya sendiri (negara asal)
Migrasi dalam negeri adalah perpindahan penduduk dari daerah satu ke daerah lain masih dalam satu negara. Migrasi dalam negeri terdiri atas:

1) Transmigrasi
Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu pulau atau provinsi yang padat penduduknya ke pulau atauprovinsi yang jarang penduduknya. Transmigrasi dilaksanakansebagai usaha untuk meratakan penduduk yang belum merata. Transmigrasi sudah dilaksanakan sejak zaman kolonial Belanda pada tahun 1905. Istilahnya disebut kolonisasi, tujuannya untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja dengan upah yang murah
di perkebunan-perkebunan milik Belanda yang berada di luar Pulau Jawa.

2) Urbanisasi
Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota dengan tujuan mencari perbaikan hidup. Ada dua faktor penyebab urbanisasi, yaitu:
(a) Faktor pendorong (daerah asal)
     (1) semakin sempitnya lahan pertanian di desa
     (2) sulitnya lapangan pekerjaan di desa
     (3) upah kerja yang rendah
     (4) kurangnya fasilitas sarana dan prasarana di pedesaan
(b) Faktor penarik (terdapat di kota)
     (1) di kota lebih banyak lapangan kerja
     (2) adanya sarana dan prasarana di kota yang lebih lengkap
     (3) kota merupakan pusat berbagai aktivitas
     (4) upah kerja yang lebih tinggi

4. Informasi Kependudukan
biasanya dapat diperoleh melalui kegiatan sensus, registrasi penduduk, dan survei kependudukan.

a. Sensus Penduduk
Sensus penduduk adalah keseluruhan proses pengumpulan, pengolahan dan publikasi data kependudukan yang ada di suatu negara dalam periode jangka waktu tertentu. Di Indonesia kegiatan ini dilakukan dalam periode sepuluh tahunan. Semenjak Indonesia merdeka sensus penduduk yang pertama kalinya dilakukan pada tahun 1961. Sensus penduduk yang dilakukan terdiri atas dua jenis, yaitu:
  • sensus de jure, artinya pencacahan yang hanya dikenakan kepada mereka yang benar-benar tinggal di wilayah yang bersangkutan, dan
  • sensus de facto, artinya pencacahan yang dikenakan kepada penduduk yang ada di suatu daerah ketika dilakukan sensus penduduk.
Seseorang dapat dicatat sebagai penduduk di suatu wilayah dilakukan dengan dua metode, yaitu:
  • metode house holder, artinya pelaksanaan sensus dengan cara memberikan daftar pertanyaan kepada kepala keluarga (KK) untuk mengisi segala sesuatu yang berhubungan dengan daftar pertanyaan, dan
  • metode canveser, artinya pendataan dilakukan oleh petugas sensus dengan mengisi daftar pertanyaan sesuai dengan jawaban yang diperoleh dari semua penduduk yang disensus.
Ada beberapa manfaat dari diadakannya sensus penduduk, antara lain:
  • mengetahui jumlah dan komposisi penduduk yang ada di suatu daerah,
  • mendapatkan data tentang perkembangan jumlah penduduk,
  • mengetahui persebaran dan kepadatan penduduk, dan 4) mengetahui berbagai informasi yang berkaitan dengan penduduk (misalnya kematian, kelahiran, dan migrasi).
Data yang dihasilkan dari kegiatan sensus penduduk sangat penting dalam perencanaan program pembangunan, antara lain untuk:
  • memproporsionalkan pemerataan jumlah penduduk sesuai dengan kemampuan daya dukung masing-masing wilayah,
  • perencanaan pembangunan pusat-pusat pelayanan sosial, dan
  • dijadikan data dasar untuk penentuan kecenderungan per kembangan jumlah penduduk pada masa yang akan datang.
Lembaga yang paling berhak dalam melakukan sensus penduduk adalah Badan Pusat Statistik (BPS) yang ada di tingkat provinsi dan kabupaten.

b. Registrasi Penduduk
Registrasi penduduk adalah proses pengumpulan keterangan mengenai peristiwa kependudukan harian. Registrasi ini biasanya dilakukan setiap saat pada lembaga administrasi terkecil (misalnya tingkat RT/RW).

c. Survei Penduduk
Survei penduduk adalah pencacahan jumlah penduduk dengan cara mengambil contoh daerah tertentu dengan jumlah penduduk yang mewakili. Survei penduduk dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut.
  • survei bertahap tunggal (single round survey) dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan mengenai berbagai kejadian demografi yang dialami oleh seseorang atau kelompok dalam periode tertentu.
  • survei bertahap ganda (multi round survey) dilakukan dengan cara kunjungan berulang-ulang setiap penduduk yang disurvei dalam interval waktu dan jarak tertentu.
  • survei bertipe kombinasi, artinya gabungan dari survei tunggal dan survei ganda yang berfungsi untuk menafsirkan kejadian-kejadian vital dalam peristiwa demografi.
5 Kualitas Penduduk
Selain permasalahan yang berkaitan dengan jumlah yang tidak proporsional. Pemerintah Indonesia juga me miliki permasalahan dalam kualitas penduduk. Apabila penduduk dalam jumlah yang besar, tetapi tidak diikuti dengan kualitas yang memadai, maka hal ini akan menjadi bebandalam pembangunan.Apabila kita akan memperhitungkan kualitas penduduk, ada beberapa parameter yang bisa dijadikan acuan antara lain sebagai berikut.

a. Pendidikan
Kualitas penduduk dalam bidang pendidikan dapat menggambarkan kemampuan penduduk untuk menyerap dan menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Khusus untuk di Indonesia pengklasifikasian pendidikan sangatlah mudah, kita tinggal memerhatikan jenjang pendidikan yang diselenggarakan di Indonesia, yaitu:
1) TK bagi usia 4 – 6 tahun,
2) SD bagi usia 7 – 12 tahun,
3) SMP bagi usia 13 – 15 tahun,
4) SMA bagi usia 16 – 18 tahun, dan
5) PT bagi usia >18 tahun.

Tetapi apabila kita melihat kondisi pendidikan pendudukdi Indonesia, ternyata masih terkonsentrasi pada jenjang SD. Sekarang mulai beranjak ke SMP meski dalam jumlah sangat kecil semenjak diberlakukan program Wajib Belajar 9 tahun. Rendahnya pendidikan tersebut disebabkan oleh beberapa alasan, antara lain:
  • biaya pendidikan yang dianggap relatif tinggi,
  • minat menyekolahkan anak bagi orang tua sangat rendah,
  • sarana dan prasarana pendidikan yang kurang memadai, dan
  • jauhnya jangkauan terhadap lokasi yang menyediakan sarana pendidikan.
Untuk mengatasi masalah pendidikan tersebut hendak nya pemerintah melakukan hal-hal:
  • memperluas kesempatan dalam memperoleh pendidi kan,
  • meringankan biaya pendidikan,
  • menambah jumlah sekolah dan tenaga pengajarnya,
  • meningkatkan kualitas guru, dan
  • lebih memantapkan lagi pelaksanaan program wajib belajar.
b. Tingkat Kesehatan
Untuk mengetahui tingkat kesehatan penduduk dapat dilihat dari tingginya angka kematian bayi dan tingginya angka harapan hidup. Tinggi rendahnya kematian bayi yang dapat mem engaruhi tingkat kesehatan antara lain:
  • kurang terpenuhinya kebutuhan vitamin dan gizi,
  • terbatasnya ketersediaan benda-benda medis dan farmasi,
  • sanitasi lingkungan yang buruk, dan
  • rendahnya tingkat pendapatan.
Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan dan memperbaiki tingkat kesehatan penduduk antara lain:
  • memperbaiki lingkungan yang buruk,
  • program perbaikan gizi,
  • menambah fasilitas pelayanan kesehatan,
  • pencegahan dan pemberantasan penyakit, dan
  • mengadakan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat secara intensif.
c. Pendapatan
Tingkat pendapatan suatu daerah dapat dilihat dari pen - dapatan perkapitanya. Adapun yang dimaksud dengan pendapatan perkapita adalah penghasilan rata-rata untuk setiap penduduk dalam satu tahun yang ada dalam suatu daerah. Semakin besar pendapatan perkapita maka semakin tinggi pula kualitas pen duduknya dari segi ekonomi. Adapun penggolongan suatu negara dilihat dari pendapatan perkapitanya adalah sebagai berikut.
  • Negara berkembang dengan pendapatan perkapita < 300 US$
  • Negara sedang dengan pendapatan perkapita 300–1.000 US$
  • Negara maju dengan pendapatan perkapita > 1.000 US$
d. Mata Pencarian
Mata pencarian merupakan salah satu usaha penduduk dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, dan ini sangat menentukan kualitas penduduk. Jika semakin banyak penduduk yangmemiliki mata pencarian tetap, maka kualitas penduduk pun semakin baik. Adapun klasifikasi mata pencarian penduduk Indonesia antara lain petani, petambang, pekerja industri, listrik, perdagangan, jasa angkutan, komunikasi, dan keuangan.

e. Jumlah Penduduk
Beberapa daerah di Indonesia penduduknya masih sangat sedikit, atau
masih kekurangan jumlah penduduk (under population). Contohnya di Papua,
kepadatan penduduk rata-rata hanya 4 jiwa per kilometer persegi. Sementara
pulau Jawa kepadatan penduduknya mencapai 945 jiwa per kilometer persegi.
Pulau Jawa dan Madura dengan luas 132 ribu km² berpenduduk 137 juta jiwa
pada  tahun  2010.  Pulau-pulau  lain  di  Indonesia,  dengan  luas  berkali  lipat
dari pulau Jawa jika seluruh penduduknya dijumlahkan tidak dapat mencapai
jumlah penduduk yang tinggal di Pulau Jawa.
Kondisi persebaran penduduk yang tidak merata merupakan sebuah
permasalahan tersendiri bagi pelaksanaan pembangunan. Karena itu perlu
dilakukan upaya pemerataan penduduk yang seimbang, sehingga seluruh
potensi bangsa Indonesia dapat dikembangkan optimal. Salah satu cara
untuk memeratakan jumlah penduduk di Indonesia adalah dengan melalui
perpindahan penduduk dari daerah yang padat ke daerah yang jarang
penduduknya. Perpindahan penduduk tersebut tentu dapat dilakukan dengan
keinginan sendiri maupun diprogramkan oleh pemerintah.
Pulau Jawa adalah daerah yang sangat subur dan telah lama berkembang
dengan pertanian tradisional. Pada masa lalu, masyarakat masih
mengembangkan pola ekonomi tradisional berupa pertanian. Lokasi Pulau
Jawa yang sebagian besar wilayahnya mudah terjangkau menjadi salah satu
penyebab persebaran penduduk di Pulau Jawa terus terjadi. Selain itu, Pulau
Jawa juga merupakan pusat perkembangan politik pada masa pengaruh Hindu,
Buddha, Islam, dan masa penjajahan. Saat ini, pusat pemerintahan yaitu
Jakarta  berada  di  Pulau  Jawa,  demikian  pula  dengan  kota-kota  besar  yang
sebagian besar berada di Pulau Jawa. Tidak mengherankan apabila sarana dan
prasarana di Pulau Jawa lebih lengkap dari wilayah lainnya di Indonesia.

 1. Jumlah Penduduk
Indonesia memiliki jumlah penduduk yang sangat besar. Berdasarkan Data
Kependudukan Dunia tahun 2015, jumlah penduduk Indonesia menempati
urutan keempat di dunia setelah Cina (1.372 juta jiwa), India (1.314 juta jiwa),
dan Amerika Serikat (321 juta jiwa). Jumlah penduduk Indonesia mencapai
256 juta jiwa.
Tabel 1.2. Peringkat Jumlah Penduduk di Dunia
Peringkat Nama Negara Jumlah Penduduk
(Juta Jiwa)
1 Cina 1.372
2 India 1.314
3 Amerika Serikat 321
4 Indonesia 256
Sumber: WPDS, 2015
Jumlah penduduk yang besar ibarat pisau bermata dua. Di satu sisi bisa
menjadi keuntungan bagi Indonesia dengan jumlah penduduk usia produktif
yang berlimpah. Namun di sisi lain bisa menjadi kerugian bila jumlah
penduduk yang besar itu memiliki kualitas yang rendah, dilihat dari pendidikan,
kesehatan, dan kesejahteraan.

2. Persebaran Penduduk
Persebaran atau distribusi penduduk adalah bentuk penyebaran penduduk
di suatu wilayah atau negara, apakah penduduk tersebut tersebar merata
atau tidak. Persebaran penduduk dapat dikenali dari kepadatan penduduk.
Kepadatan penduduk merupakan indikator adanya perbedaan sumber daya
yang dimiliki suatu wilayah. Wilayah yang memiliki sumber daya yang
lebih baik, baik sumber daya fisik maupun manusianya, akan cenderung
dipadati penduduk. Kepadatan penduduk juga memberikan informasi kepada
pemerintah tentang pemerataan pembangunan. Wilayah yang penduduknya
jarang menunjukkan pembangunan belum merata ke berbagai wilayah.
Indonesia memiliki jumlah penduduk yang sangat besar. Berdasarkan Data
Kependudukan Dunia tahun 2015, jumlah penduduk Indonesia menempati
urutan keempat di dunia setelah Cina (1.372 juta jiwa), India (1.314 juta jiwa),
dan Amerika Serikat (321 juta jiwa). Jumlah penduduk Indonesia mencapai
256 juta jiwa.
Tabel 1.2. Peringkat Jumlah Penduduk di Dunia
Peringkat Nama Negara Jumlah Penduduk
(Juta Jiwa)
1 Cina 1.372
2 India 1.314
3 Amerika Serikat 321
4 Indonesia 256
Sumber: WPDS, 2015
Jumlah penduduk yang besar ibarat pisau bermata dua. Di satu sisi bisa
menjadi keuntungan bagi Indonesia dengan jumlah penduduk usia produktif
yang berlimpah. Namun di sisi lain bisa menjadi kerugian bila jumlah
penduduk yang besar itu memiliki kualitas yang rendah, dilihat dari pendidikan,
kesehatan, dan kesejahteraan.

2. Persebaran Penduduk
Persebaran atau distribusi penduduk adalah bentuk penyebaran penduduk
di suatu wilayah atau negara, apakah penduduk tersebut tersebar merata
atau tidak. Persebaran penduduk dapat dikenali dari kepadatan penduduk.
Kepadatan penduduk merupakan indikator adanya perbedaan sumber daya
yang dimiliki suatu wilayah. Wilayah yang memiliki sumber daya yang
lebih baik, baik sumber daya fisik maupun manusianya, akan cenderung
dipadati penduduk. Kepadatan penduduk juga memberikan informasi kepada
pemerintah tentang pemerataan pembangunan. Wilayah yang penduduknya
jarang menunjukkan pembangunan belum merata ke berbagai wilayah.
Beberapa daerah di Indonesia penduduknya masih sangat sedikit, atau
masih kekurangan jumlah penduduk (under population). Contohnya di Papua,
kepadatan penduduk rata-rata hanya 4 jiwa per kilometer persegi. Sementara
pulau Jawa kepadatan penduduknya mencapai 945 jiwa per kilometer persegi.
Pulau Jawa dan Madura dengan luas 132 ribu km² berpenduduk 137 juta jiwa
pada tahun 2010. Pulau-pulau lain di Indonesia, dengan luas berkali lipat
dari pulau Jawa jika seluruh penduduknya dijumlahkan tidak dapat mencapai
jumlah penduduk yang tinggal di Pulau Jawa.
Kondisi persebaran penduduk yang tidak merata merupakan sebuah
permasalahan tersendiri bagi pelaksanaan pembangunan. Karena itu perlu
dilakukan upaya pemerataan penduduk yang seimbang, sehingga seluruh
potensi bangsa Indonesia dapat dikembangkan optimal. Salah satu cara
untuk memeratakan jumlah penduduk di Indonesia adalah dengan melalui
perpindahan penduduk dari daerah yang padat ke daerah yang jarang
penduduknya. Perpindahan penduduk tersebut tentu dapat dilakukan dengan
keinginan sendiri maupun diprogramkan oleh pemerintah.
Pulau Jawa adalah daerah yang sangat subur dan telah lama berkembang
dengan pertanian tradisional. Pada masa lalu, masyarakat masih
mengembangkan pola ekonomi tradisional berupa pertanian. Lokasi Pulau
Jawa yang sebagian besar wilayahnya mudah terjangkau menjadi salah satu
penyebab persebaran penduduk di Pulau Jawa terus terjadi. Selain itu, Pulau
Jawa juga merupakan pusat perkembangan politik pada masa pengaruh Hindu,
Buddha, Islam, dan masa penjajahan. Saat ini, pusat pemerintahan yaitu
Jakarta berada di Pulau Jawa, demikian pula dengan kota-kota besar yang
sebagian besar berada di Pulau Jawa. Tidak mengherankan apabila sarana dan
prasarana di Pulau Jawa lebih lengkap dari wilayah lainnya di Indonesia. Komposisi penduduk adalah pengelompokan penduduk berdasarkan usia/
umur, jenis kelamin, mata pencaharian, agama, bahasa, pendidikan, tempat
tinggal, jenis pekerjaan, dan lain-lain. Komposisi penduduk diperlukan dalam
suatu negara karena dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan ataupun
penentuan kebijaksanaan dalam pelaksanaan pembangunan. Gambaran
mengenai komposisi penduduk perlu dikaji atau dipelajari karena berbagai
alasan, antara lain setiap penduduk pasti memiliki usia dan jenis kelamin yang
berbeda sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang berbeda pula.

a. Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia
Komposisi penduduk berdasarkan
usia/umur dapat dibuat dalam
bentuk usia tunggal, seperti 0, 1,
2, 3, 4, sampai 60 tahun atau lebih.
Komposisi penduduk dapat juga
dibuat berdasarkan interval usia
tertentu, seperti 0–5 tahun (usia
balita), 6–12 tahun (usia SD), 13–15
tahun (usia SMP), tahun 16–18 (usia
SMA), 19–24 tahun (usia Perguruan
Tinggi), 25–60 tahun (usia dewasa),
dan >60 tahun (usia lanjut). Selain
itu, komposisi penduduk juga dapat
dibuat berdasarkan usia produktif
dan usia nonproduktif, misalnya: usia
0–14 (usia belum produktif), 15–64
(usia produktif), dan usia >65 (tidak
produktif).
Permasalahan dalam komposisi
penduduk lainnya adalah apabila
jumlah penduduk dengan usia di
bawah 15 tahun dan usia di atas 65
tahun jumlahnya lebih besar dibandingkan usia produktif (15-65 th). Hal
tersebut dapat menyebabkan penduduk usia produktif menanggung hidup
seluruh penduduk usia nonproduktif. Sebaliknya, jika semakin kecil angka
ketergantungan, akan semakin kecil beban dalam menopang kehidupan
penduduk usia nonproduktif.
Saat ini Indonesia mengalami
bonus demografi yaitu bonus yang
yang dinikmati suatu negara sebagai
akibat dari besarnya proporsi
penduduk produktif (rentang usia 15-
64 tahun) dalam evolusi kependudukan
yang dialaminya. Bonus demografi
terjadi karena Indonesia mengalami
keberhasilan dalam program Keluarga
Berencana (KB), menurunnya
angka kelahiran dan meningkatnya
kesehatan serta suksesnya programprogram
pembangunan lainnya. Bonus
demografi akan menguntungkan jika
penduduk usia produktif memiliki
kualitas yang baik, jika tidak maka
akan sangat merugikan karena akan
menjadi beban pembangunan.
Sumber: BKKBN
Wawasan
b. Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Komposisi penduduk berdasarkan
jenis kelamin juga penting untuk
diketahui, karena dapat digunakan dalam
menghitung angka perbandingan jenis
kelamin (sex ratio). Perbandingan tersebut
dapat digunakan untuk memperkirakan
bentuk pemberdayaan penduduk sebagai
sumber daya manusia sesuai dengan
karakteristiknya. Misalnya, berkenaan
dengan pekerjaan, tanggung jawab, serta
bentuk pengembangan pendidikan dan
pelatihan yang sesuai dengan potensi dan
kemampuan penduduk.
Pada zaman dahulu, kaum laki-laki
lebih dominan untuk berusaha (bekerja)
dan mempertahankan diri. Pada saat itu,
teknologi masih sangat sederhana sehingga hanya penduduk yang memiliki
tenaga dan kemampuan fisik yang kuat yang dapat bertahan hidup. Akan tetapi,
setelah teknologi berkembang dengan cepat dan modern, sesuai pula dengan
prinsip emansipasi wanita, ternyata hampir semua jenis pekerjaan yang biasa
dikerjakan oleh kaum laki-laki juga dapat dikerjakan oleh kaum perempuan.

4. Pertumbuhan dan Kualitas Penduduk
Pertumbuhan penduduk adalah
keseimbangan dinamis antara kekuatan
yang menambah dan kekuatan yang
mengurangi jumlah penduduk. Ada
beberapa faktor yang memengaruhi
pertumbuhan penduduk, yakni
kelahiran, kematian, dan migrasi.
Kelahiran dan kematian disebut faktor
alami, sedangkan migrasi disebut
faktor nonalami. Kelahiran bersifat
menambah, sedangkan kematian
bersifat mengurangi jumlah penduduk.
Migrasi yang bersifat menambah
disebut migrasi masuk (imigrasi),
sedangkan migrasi yang bersifat
mengurangi disebut migrasi keluar
(emigrasi).
Mengapa suatu daerah
lebih banyak laki-laki atau
lebih banyak perempuan?
Daerah yang memiliki
kerawanan konflik atau perang
biasanya lebih banyak lakilaki
karena penduduk dari
daerah lain datang ke daerah
tersebut, sedangkan daerah
yang miskin biasanya lebih
banyak perempuan karena
banyak laki-laki mencari atau
bekerja di luar daerahnya.
Wawasan
Angka kelahiran penduduk paling
rendah terdapat di negara Monaco
(6 kelahiran tiap 1000 penduduk).
Angka kelahiran tertinggi terdapat
di negara Niger (50 kelahiran tiap
1000 penduduk). Angka kematian
terendah terdapat di Negara Qatar,
dan United Arab Emirates (1 orang
tiap 1000 penduduk), sedangkan
angka kematian tertinggi terdapat di
Negara Lesotho (20 orang tiap 1000
penduduk).
Tingkat pertumbuhan penduduk di negara kita termasuk kategori sedang.
Pada periode 2010-2014, angka pertumbuhannya mencapai 1,40% per
tahun. Untuk menurunkan tingkat pertumbuhan yang tinggi ini, pemerintah
Indonesia melaksanakan program Keluarga Berencana. Dengan program
Keluarga Berencana, penduduk Indonesia telah mengalami penurunan dari
yang awalnya 2,31% pada periode 1971-1980 menjadi 1,49% pada periode
1990-2000.
Struktur penduduk Indonesia lebih banyak pada penduduk usia muda, hal ini
sebagai akibat dari masih tingginya tingkat kelahiran. Persentase penduduk 0 -
14 tahun pada tahun 1980 mencapai 40,3% dan pada tahun 1985 sedikit turun
menjadi 39,%. Penduduk usia muda ini pada tahun 2000 diperkirakan turun
lagi menjadi 37,7% dan 34,%. Pertumbuhan penduduk sangat banyak, yaitu
nomor empat di dunia setelah Cina, India, dan Amerika Serikat. Pertumbuhan
penduduk yang cepat menyebabkan beberapa hal berikut ini.
a. Pertumbuhan penduduk usia muda yang cepat menyebabkan tingginya
angka pengangguran.
b. Persebaran penduduk tidak merata.
c. Komposisi penduduk kurang menguntungkan karena banyaknya penduduk
usia muda yang belum produktif sehingga beban ketergantungan tinggi.
d. Arus urbanisasi tinggi, sebab kota lebih banyak menyediakan lapangan
kerja.
e. Menurunnya kualitas dan tingkat kesejahteraan penduduk.
Masalah kependudukan Indonesia dalam hal kualitas adalah masalah
dalam kemampuan sumber daya manusianya. Di Indonesia, masalah kualitas
penduduk yang terjadi dipengaruhi oleh masih rendahnya tingkat pendidikan,
rendahnya tingkat kesejahteraan yang kemudian dapat berpengaruh pada
pendapatan per kapita masyarakat tersebut. Rendahnya pendapatan perkapita
dapat menyebabkan orang tua tidak mampu menyekolahkan anaknya, sehingga
banyak anak yang putus sekolah atau berhenti sekolah sebelum tamat.
Pemerintah Indonesia telah berusaha keras untuk meningkatkan mutu
pendidikan penduduk melalui berbagai program pemerintah di bidang
pendidikan, seperti program beasiswa, adanya bantuan operasional sekolah
(BOS), program wajib belajar, dan sebagainya. Walaupun demikian, karena
banyaknya hambatan yang dialami, maka hingga saat ini tingkat pendidikan
bangsa Indonesia masih tergolong rendah.
Selain itu, tingkat kesehatan juga merupakan salah satu penentu dari
kualitas penduduk. Tingkat kesehatan penduduk merupakan salah satu faktor
yang menunjang keberhasilan pembangunan. Tingkat kesehatan suatu negara
dapat dilihat dari besarnya angka kematian bayi dan usia harapan hidup
penduduknya. Hal ini terlihat dari tingginya angka kematian bayi dan angka
harapan hidup yang lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara maju.
Mata pencaharian merupakan salah satu dari beberapa tolok ukur kualitas
penduduk. Akibat pertambahan penduduk yang tinggi, maka jumlah angkatan
kerja tidak seharusnya terserap. Bahkan semakin ketatnya persaingan tenaga
kerja, maka angkatan kerja muda yang merupakan tenaga kerja kurang
produktif pun ikut bersaing. Hal ini kurang menguntungkan usaha pembangunan
secara nasional karena golongan muda kurang produktif tersebut merupakan
beban. Masalah tenaga kerja dan kesempatan kerja merupakan masalah yang
harus ditangani secara serius karena sangat peka terhadap ketahanan nasional.
Mayoritas penduduk Indonesia bermata pencaharian sebagai petani, berbeda
dengan di negara maju yang sebagian besar mata pencaharian penduduknya
berada di sektor Industri.
Kalian telah mempelajari tentang Dinamika Kependudukan di
Indonesia.
Aktivitas Kelompok
5. Keragaman Etnik dan Budaya
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang memiliki suku bangsa
dan budaya yang beragam. Suku bangsa sering juga disebut etnik. Menurut
Koentjaraningrat, suku bangsa berarti sekelompok manusia yang mempunyai
kesatuan budaya dan terikat oleh kesadaran budaya tersebut, sehingga menjadi
identitas. Kesadaran dan identitas biasanya dikuatkan oleh kesatuan bahasa.
Jadi, suku bangsa adalah gabungan sosial yang dibedakan dari golongangolongan
sosial sebab mempunyai ciri-ciri paling mendasar dan umum
berkaitan dengan asal-usul dan tempat asal serta kebudayaan. Ciri-ciri suku
bangsa memiliki kesamaan kebudayaan, bahasa, adat istiadat, dan nenek
moyang. Ciri-ciri mendasar yang membedakan suku bangsa satu dengan
lainnya, antara lain bahasa daerah, adat istiadat, sistem kekerabatan, kesenian
daerah, dan tempat asal.
Keberagaman bangsa Indonesia, terutama terbentuk oleh jumlah suku
bangsa yang mendiami berbagai lokasi yang tersebar. Setiap suku bangsa
mempunyai ciri atau karakter tersendiri, baik dalam aspek sosial atau budaya.
Menurut penelitian Badan Pusat Statistik yang dilaksanakan tahun 2010,
di Indonesia terdapat 1.128 suku bangsa. Antarsuku bangsa di Indonesia
mempunyai berbagai perbedaan dan itulah yang membentuk keanekaragaman
di Indonesia.
Kehidupan sosial budaya masyarakat Indonesia sangat beragam.
Keragaman tersebut dipengaruhi faktor lingkungan. Masyarakat yang tinggal
di daerah pegunungan akan lebih banyak menggantungkan kehidupannya
dari pertanian, sehingga berkembang kehidupan sosial budaya masyarakat
petani. Sementara itu, daerah pantai akan memengaruhi masyarakatnya untuk
mempunyai mata pencarian sebagai nelayan dan berkembanglah kehidupan
sosial masyarakat nelayan.
Keragaman bangsa Indonesia tampak pula dalam seni sebagai hasil
kebudayaan daerah di Indonesia, misalnya dalam bentuk tarian dan nyanyian.
Hampir semua daerah atau suku bangsa mempunyai tarian dan nyanyian yang
berbeda. Begitu juga dalam hasil karya, setiap daerah mempunyai hasil karya
yang berbeda dan menjadi ciri khas daerahnya masing-masing.
Keanekaragaman budaya Indonesia dari Sabang sampai Merauke merupakan
aset yang tidak ternilai harganya, sehingga harus tetap dipertahankan dan
dilestarikan. Ada sebagian warga Indonesia yang tidak mengetahui ragam
budaya daerah lain di Indonesia, salah satunya budaya melukis tubuh di
Mentawai, Sumatra Barat, tindik sebagai tanda kedewasaan dan masih banyak
kebudayaan lain yang belum tereksplorasi.
Setiap daerah memiliki kebudayaan yang khas. Keragaman budaya
tersebut dapat diketahui melalui bentuk-bentuk pakaian adat, lagu daerah,
tarian daerah, rumah adat, upacara adat dan lain sebagainya.

a. Rumah Adat
Indonesia kaya akan budaya dengan terdapatnya wujud keanekaragaman
budaya bangsa kita yang tersebar di berbagai profinsi pada umumnya, hal
yang paling kongkerit adalah adanya rumah adat di setiap daerah profinsi di
negara kita. Berikut ini tabel beberapa contoh rumah adat di setiap daerah di
Indonesia.
Nama Daerah Nama Rumah Adat
Nanggroe Aceh Darussalam Krong Bade
Yogyakarta Rumah Joglo
Sumatra Barat Rumah Gadang
Bali Rumah adat Gapura Candi Bentar
Papua Rumah adat Honai
Sulawesi Utara Rumah adat Istana Buton
Kalimantan Timur Rumah adat Lamin
Kalimantan Selatan Banjar atau Betang
Nusa Tenggara Timur Musalaki
Kalimantan Tengah Betang
Papua Honai

b. Pakaian Adat
Pakaian adat tradisional di Indonesia begitu banyak dan beragam, ini
merupakan nilai-nilai budaya Indonesia yang tak ternilai harganya yang
seharusnya kita jaga dan lestarikan karena kalau bukan kita yang menjaga dan
melestarikannya lantas siapa lagi? Jangan sampai kita menjadi peduli ketika
budaya-budaya kita diklaim oleh negara lain

c. Tarian Daerah
Tari merupakan salah satu aspek seni untuk mengungkapkan perasaan
melalui gerak. Tarian setiap daerah memiliki ciri khasnya tersendiri, biasanya
memiliki makna dan simbol tertentu yang terkandung didalamnya. Berikut ini
beberapa contoh dari tarian di beberapa daerah di Indonesia.
(a) Tari Seudati dari Aceh
Carilah informasi dari berbagai sumber (buku, internet,
dan lain-lain) tentang berbagai jenis pakaian adat dan senjata
tradisional dari beberapa daerah di Indonesia




No comments:

Post a Comment

 

Sample text

Sample Text

Sample Text

 
Blogger Templates