INFORMASI TENTANG KEADAAN PENDUDUK INDONESIA
Keadaan Penduduk Indonesia. Penduduk adalah sekelompok
manusia yang menempati suatu wilayah dalam waktu tertentu. Indonesia
merupakan salah satu negara yang memiliki permasalahan dalam bidang kependudukan.
Terutama jumlah penduduk yang komposisinya tidak seimbang. Jumlah usia
nonproduktif lebih banyak dibandingkan dengan usia produktif. Secara
internasional, jumlah penduduk Indonesia menduduki peringkat keempat setelah Cina,
India, dan Amerika Serikat.
Jumlah penduduk tersebut akan berubah dari waktu
ke waktu. Jumlah penduduk tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yaitu kelahiran, kematian, dan migrasi.
1. Kelahiran
Angka kelahiran disebut juga fertilitas atau natalitas
yang artinya menunjukkan angka kelahiran yang sesungguhnya. Kelahiran
hidup adalah sutu kelahiran bayi tanpa memperhitungkan lamanya di
dalam kandungan dan bayi menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Adapun
angka kelahiran mati adalah kelahiran sseorang bayi dari kandungan yang
berumur paling sedikit 28 minggu, tanpa menunjukkan tanda-tanda kehidupan.
Faktor penunjang tingkat kelahiran adalah sebagai
berikut.
- Kawin usia muda, di masyarakat pedesaan masih banyak perkawinan
dalam usia muda karena orang tuanya merasa malu jika anaknya tidak
cepat mendapatkan jodoh.
- Besarnya angka kematian bayi, karena banyaknya bayi
yang meninggal mendorong orang tua mempunyai anak banyak.
- Adanya penilaian yang tinggi terhadap anak, karena: 1) Penerus
keturunan. Anak merupakan penerus keturunan keluarga, dengan demikian
orang tua merasa was-was jika memiliki sedikit anak karena khawatir
regenerasi keluarganya akan terhenti. 2) Sumber tenaga kerja.
Setelah serang anak tumbuh dewasa, maka ia akan menjadi sumber
pencari nafkahuntuk membantu orang tua. Pembawa rezeki, anak
diharapkan membalas segala jasa orang tua dalam betuk materi. Oleh
karena itu, jika anak mendapatkan rezeki, maka orang tua tentu
akan menikmatinya pula.
- Tumpuan pada hari tua. Jika orang tua sudah lanjut usia, maka anak
akan menjadi tumpuan harapan orang tua yang harus memenuhi segala
kebutuhan orang tua.
Beberapa faktor penghambat tingkat kelahiran, yaitu
adanya ke sadaran mengenai pentingnya hal-hal berikut.
- Keluarga Berencana (KB). Kesadaran masyarakat untuk menjaga jarak
kehamilan, demi peningkatan taraf hidup dan kemajuan pendidikan.
- Undang-undang perkawinan yang menetapkan batas minimal usia untuk
menikah bagi wanita 17 tahun dan lakilaki 20 tahun.
- Penundaan usia kawin, dengan alasan sekolah atau belum bekerja,
para remaja mampu menunda usia pernikahannya.
- Peraturan tentang tunjangan anak pegawai negeri yang menetapkan
tunjangan hanya diberikan sampai anak yang ke-2.
2 Kematian
Faktor kedua yang memengaruhi pertumbuhan penduduk
adalah kematian atau mortalitas. Kematian yaitu hilangnya tanda-tanda kehidupan
manusia secara permanen. Faktor penyebab kematian (mortalitas) antara lain
sebagai berikut.
- Belum memadainya sarana kesehatan
- Tingkat kesehatan masyarakat masih rendah
- Kurangnya gizi makanan sebagian besar penduduk
- Pencemaran lingkungan
- Kecelakaaan lalu lintas
- Peperangan
- Bencana alam dan wabah penyakit
Faktor pengendali kematian (penghambat) antara lain:
- Semakin meningkatnya fasilitas kesehatan
- Tingginya tingkat kesehatan masyarakat
- Makanan yang cukup bergizi
- Lingkungan yang bersih dan teratur
- Ajaran agama yang melarang bunuh diri dan membunuh orang lain
- Keadaan negara yang damai
3. Migrasi Penduduk
Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah
ke daerah lain dengan tujuan untuk
menetap. Dikatakan menetap apabila berada di daerah
baru secara terus-menerus selama minimal enam bulan. Perpindahan penduduk yang
dilakukan kurang dari enam bulan disebut mobilitas sirkuler. Faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya migrasi antara lain sebagaiberikut.
- Alasan ekonomi bertujuan untuk memperbaiki hidup
- Alasan politik, misalnya adanya tekanan-takanan di tempat tinggal atau
karena perbedaan ideologi
- Alasan sosial, terjadi karena tekanan-tekanan dari tetangganya
- Alasan agama, karena tidak ada kebebasan dalam menganut agama sesuai
dengan kepercayaannya
- Kepadatan penduduk
- Keadaan geografis lain
- Alasan lain seperti melanjut kan pendidikan, berpetualang
Migrasi pada dasarnya di bedakan menjadi dua, yaitu
migrasi antarnegara dan migrasi dalam negeri. Migrasi negara lain. Migrasi
antarnegara dibedakan menjadi tiga, yaitu:
- Imigrasi, yaitu masuknya penduduk dari suatu negara ke negara
lain, misalnya penduduk Maroko pindah ke Indonesia
- Emigrasi, yaitu keluarnya penduduk dari suatu negara ke negara
lain misalnya penduduk Indonesia pindah Uzbekistan.
- Remigrasi, yaitu kembalinya penduduk dari negara lain
ke negaranya sendiri (negara asal)
Migrasi dalam negeri adalah perpindahan penduduk
dari daerah satu ke daerah lain masih dalam satu negara.
Migrasi dalam negeri terdiri atas:
1) Transmigrasi
Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu
pulau atau provinsi yang padat penduduknya ke pulau atauprovinsi yang jarang
penduduknya. Transmigrasi dilaksanakansebagai usaha untuk meratakan penduduk
yang belum merata. Transmigrasi sudah dilaksanakan sejak zaman kolonial Belanda
pada tahun 1905. Istilahnya disebut kolonisasi, tujuannya untuk memenuhi
kebutuhan tenaga kerja dengan upah yang murah
di perkebunan-perkebunan milik Belanda yang berada di
luar Pulau Jawa.
2) Urbanisasi
Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke
kota dengan tujuan mencari perbaikan hidup. Ada dua faktor penyebab urbanisasi,
yaitu:
(a) Faktor pendorong (daerah asal)
(1) semakin sempitnya lahan
pertanian di desa
(2) sulitnya lapangan pekerjaan di
desa
(3) upah kerja yang rendah
(4) kurangnya fasilitas sarana dan
prasarana di pedesaan
(b) Faktor penarik (terdapat di kota)
(1) di kota lebih banyak lapangan
kerja
(2) adanya sarana dan prasarana di
kota yang lebih lengkap
(3) kota merupakan pusat berbagai
aktivitas
(4) upah kerja yang lebih tinggi
4. Informasi Kependudukan
biasanya dapat diperoleh melalui kegiatan sensus,
registrasi penduduk, dan survei kependudukan.
a. Sensus Penduduk
Sensus penduduk adalah keseluruhan proses pengumpulan,
pengolahan dan publikasi data kependudukan yang ada di suatu negara dalam
periode jangka waktu tertentu. Di Indonesia kegiatan ini dilakukan dalam
periode sepuluh tahunan. Semenjak Indonesia merdeka sensus penduduk yang pertama
kalinya dilakukan pada tahun 1961. Sensus penduduk yang dilakukan terdiri atas
dua jenis, yaitu:
- sensus de jure, artinya pencacahan yang hanya dikenakan kepada mereka
yang benar-benar tinggal di wilayah yang bersangkutan, dan
- sensus de facto, artinya pencacahan yang dikenakan kepada penduduk
yang ada di suatu daerah ketika dilakukan sensus penduduk.
Seseorang dapat dicatat sebagai penduduk di suatu
wilayah dilakukan dengan dua metode, yaitu:
- metode house holder, artinya pelaksanaan sensus dengan cara memberikan
daftar pertanyaan kepada kepala keluarga (KK) untuk mengisi segala sesuatu
yang berhubungan dengan daftar pertanyaan, dan
- metode canveser, artinya pendataan dilakukan oleh petugas sensus
dengan mengisi daftar pertanyaan sesuai dengan jawaban yang diperoleh dari
semua penduduk yang disensus.
Ada beberapa manfaat dari diadakannya sensus penduduk,
antara lain:
- mengetahui jumlah dan komposisi penduduk yang ada di suatu daerah,
- mendapatkan data tentang perkembangan jumlah penduduk,
- mengetahui persebaran dan kepadatan penduduk, dan 4) mengetahui
berbagai informasi yang berkaitan dengan penduduk (misalnya kematian,
kelahiran, dan migrasi).
Data yang dihasilkan dari kegiatan sensus penduduk
sangat penting dalam perencanaan program pembangunan, antara lain untuk:
- memproporsionalkan pemerataan jumlah penduduk sesuai dengan
kemampuan daya dukung masing-masing wilayah,
- perencanaan pembangunan pusat-pusat pelayanan sosial, dan
- dijadikan data dasar untuk penentuan kecenderungan per kembangan
jumlah penduduk pada masa yang akan datang.
Lembaga yang paling berhak dalam melakukan
sensus penduduk adalah Badan Pusat Statistik (BPS) yang ada di
tingkat provinsi dan kabupaten.
b. Registrasi Penduduk
Registrasi penduduk adalah proses pengumpulan
keterangan mengenai peristiwa kependudukan harian. Registrasi ini
biasanya dilakukan setiap saat pada lembaga administrasi
terkecil (misalnya tingkat RT/RW).
c. Survei Penduduk
Survei penduduk adalah pencacahan jumlah
penduduk dengan cara mengambil contoh daerah tertentu dengan jumlah penduduk
yang mewakili. Survei penduduk dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut.
- survei bertahap tunggal (single round survey) dilakukan dengan
cara mengajukan pertanyaan mengenai berbagai kejadian demografi yang
dialami oleh seseorang atau kelompok dalam periode tertentu.
- survei bertahap ganda (multi round survey) dilakukan dengan cara
kunjungan berulang-ulang setiap penduduk yang disurvei dalam interval
waktu dan jarak tertentu.
- survei bertipe kombinasi, artinya gabungan dari survei tunggal
dan survei ganda yang berfungsi untuk menafsirkan kejadian-kejadian
vital dalam peristiwa demografi.
5 Kualitas Penduduk
Selain permasalahan yang berkaitan dengan
jumlah yang tidak proporsional. Pemerintah Indonesia juga me
miliki permasalahan dalam kualitas penduduk. Apabila
penduduk dalam jumlah yang besar, tetapi tidak diikuti dengan
kualitas yang memadai, maka hal ini akan menjadi bebandalam
pembangunan.Apabila kita akan memperhitungkan kualitas penduduk, ada
beberapa parameter yang bisa dijadikan acuan antara lain sebagai berikut.
a. Pendidikan
Kualitas penduduk dalam bidang pendidikan dapat
menggambarkan kemampuan penduduk untuk menyerap dan menyesuaikan diri
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Khusus untuk di
Indonesia pengklasifikasian pendidikan sangatlah mudah, kita tinggal
memerhatikan jenjang pendidikan yang diselenggarakan di Indonesia, yaitu:
1) TK bagi usia 4 – 6 tahun,
2) SD bagi usia 7 – 12 tahun,
3) SMP bagi usia 13 – 15 tahun,
4) SMA bagi usia 16 – 18 tahun, dan
5) PT bagi usia >18 tahun.
Tetapi apabila kita melihat kondisi pendidikan
pendudukdi Indonesia, ternyata masih terkonsentrasi pada jenjang
SD. Sekarang mulai beranjak ke SMP meski dalam jumlah sangat
kecil semenjak diberlakukan program Wajib Belajar 9 tahun. Rendahnya pendidikan tersebut disebabkan oleh
beberapa alasan, antara lain:
- biaya pendidikan yang dianggap relatif tinggi,
- minat menyekolahkan anak bagi orang tua sangat rendah,
- sarana dan prasarana pendidikan yang kurang memadai, dan
- jauhnya jangkauan terhadap lokasi yang menyediakan sarana
pendidikan.
Untuk mengatasi masalah pendidikan tersebut hendak
nya pemerintah melakukan hal-hal:
- memperluas kesempatan dalam memperoleh pendidi kan,
- meringankan biaya pendidikan,
- menambah jumlah sekolah dan tenaga pengajarnya,
- meningkatkan kualitas guru, dan
- lebih memantapkan lagi pelaksanaan program wajib belajar.
b. Tingkat Kesehatan
Untuk mengetahui tingkat kesehatan penduduk
dapat dilihat dari tingginya angka kematian bayi dan tingginya
angka harapan hidup. Tinggi rendahnya kematian bayi yang dapat mem
engaruhi tingkat kesehatan antara lain:
- kurang terpenuhinya kebutuhan vitamin dan gizi,
- terbatasnya ketersediaan benda-benda medis dan farmasi,
- sanitasi lingkungan yang buruk, dan
- rendahnya tingkat pendapatan.
Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan dan memperbaiki tingkat kesehatan penduduk antara lain:
- memperbaiki lingkungan yang buruk,
- program perbaikan gizi,
- menambah fasilitas pelayanan kesehatan,
- pencegahan dan pemberantasan penyakit, dan
- mengadakan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat secara
intensif.
c. Pendapatan
Tingkat pendapatan suatu daerah dapat dilihat dari pen
- dapatan perkapitanya. Adapun yang dimaksud dengan
pendapatan perkapita adalah penghasilan rata-rata untuk setiap penduduk
dalam satu tahun yang ada dalam suatu daerah. Semakin besar pendapatan
perkapita maka semakin tinggi pula kualitas pen duduknya dari segi
ekonomi. Adapun penggolongan suatu negara dilihat dari pendapatan
perkapitanya adalah sebagai berikut.
- Negara berkembang dengan pendapatan perkapita < 300 US$
- Negara sedang dengan pendapatan perkapita 300–1.000 US$
- Negara maju dengan pendapatan perkapita > 1.000 US$
d. Mata Pencarian
Mata pencarian merupakan salah satu usaha
penduduk dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, dan ini sangat
menentukan kualitas penduduk. Jika semakin banyak penduduk yangmemiliki
mata pencarian tetap, maka kualitas penduduk pun semakin baik. Adapun
klasifikasi mata pencarian penduduk Indonesia antara lain petani,
petambang, pekerja industri, listrik, perdagangan, jasa angkutan,
komunikasi, dan keuangan.
e. Jumlah Penduduk
Beberapa daerah di Indonesia penduduknya
masih sangat sedikit, atau
masih kekurangan jumlah penduduk (under population).
Contohnya di Papua,
kepadatan penduduk rata-rata hanya 4 jiwa per
kilometer persegi. Sementara
pulau Jawa kepadatan penduduknya mencapai 945 jiwa per
kilometer persegi.
Pulau Jawa dan Madura dengan luas 132 ribu km²
berpenduduk 137 juta jiwa
pada tahun 2010.
Pulau-pulau lain di
Indonesia, dengan luas
berkali lipat
dari pulau Jawa jika seluruh penduduknya dijumlahkan
tidak dapat mencapai
jumlah penduduk yang tinggal di Pulau Jawa.
Kondisi persebaran penduduk yang tidak
merata merupakan sebuah
permasalahan tersendiri bagi pelaksanaan pembangunan.
Karena itu perlu
dilakukan upaya pemerataan penduduk yang seimbang,
sehingga seluruh
potensi bangsa Indonesia dapat dikembangkan optimal.
Salah satu cara
untuk memeratakan jumlah penduduk di Indonesia adalah
dengan melalui
perpindahan penduduk dari daerah yang padat ke daerah
yang jarang
penduduknya. Perpindahan penduduk tersebut tentu dapat
dilakukan dengan
keinginan sendiri maupun diprogramkan oleh pemerintah.
Pulau Jawa adalah daerah yang sangat subur
dan telah lama berkembang
dengan pertanian tradisional. Pada masa lalu,
masyarakat masih
mengembangkan pola ekonomi tradisional berupa
pertanian. Lokasi Pulau
Jawa yang sebagian besar wilayahnya mudah terjangkau
menjadi salah satu
penyebab persebaran penduduk di Pulau Jawa terus
terjadi. Selain itu, Pulau
Jawa juga merupakan pusat perkembangan politik pada
masa pengaruh Hindu,
Buddha, Islam, dan masa penjajahan. Saat ini, pusat
pemerintahan yaitu
Jakarta
berada di Pulau
Jawa, demikian pula
dengan kota-kota besar
yang
sebagian besar berada di Pulau Jawa. Tidak
mengherankan apabila sarana dan
prasarana di Pulau Jawa lebih lengkap dari wilayah
lainnya di Indonesia.
1. Jumlah Penduduk
Indonesia memiliki jumlah penduduk yang sangat besar. Berdasarkan
Data
Kependudukan Dunia tahun 2015, jumlah penduduk Indonesia menempati
urutan keempat di dunia setelah Cina (1.372 juta jiwa), India
(1.314 juta jiwa),
dan Amerika Serikat (321 juta jiwa). Jumlah penduduk Indonesia
mencapai
256 juta jiwa.
Tabel 1.2. Peringkat Jumlah Penduduk di Dunia
Peringkat Nama Negara Jumlah Penduduk
(Juta Jiwa)
1 Cina 1.372
2 India 1.314
3 Amerika Serikat 321
4 Indonesia 256
Sumber: WPDS, 2015
Jumlah penduduk yang besar ibarat pisau bermata dua. Di satu sisi
bisa
menjadi keuntungan bagi Indonesia dengan jumlah penduduk usia
produktif
yang berlimpah. Namun di sisi lain bisa menjadi kerugian bila
jumlah
penduduk yang besar itu memiliki kualitas yang rendah, dilihat
dari pendidikan,
kesehatan, dan kesejahteraan.
2. Persebaran Penduduk
Persebaran atau distribusi penduduk adalah bentuk penyebaran
penduduk
di suatu wilayah atau negara, apakah penduduk tersebut tersebar
merata
atau tidak. Persebaran penduduk dapat dikenali dari kepadatan
penduduk.
Kepadatan penduduk merupakan indikator adanya perbedaan sumber
daya
yang dimiliki suatu wilayah. Wilayah yang memiliki sumber daya
yang
lebih baik, baik sumber daya fisik maupun manusianya, akan
cenderung
dipadati penduduk. Kepadatan penduduk juga memberikan informasi kepada
pemerintah tentang pemerataan pembangunan. Wilayah yang
penduduknya
jarang menunjukkan pembangunan belum merata ke berbagai wilayah.
Indonesia memiliki jumlah penduduk yang sangat besar. Berdasarkan
Data
Kependudukan Dunia tahun 2015, jumlah penduduk Indonesia menempati
urutan keempat di dunia setelah Cina (1.372 juta jiwa), India
(1.314 juta jiwa),
dan Amerika Serikat (321 juta jiwa). Jumlah penduduk Indonesia
mencapai
256 juta jiwa.
Tabel 1.2. Peringkat Jumlah Penduduk di Dunia
Peringkat Nama Negara Jumlah Penduduk
(Juta Jiwa)
1 Cina 1.372
2 India 1.314
3 Amerika Serikat 321
4 Indonesia 256
Sumber: WPDS, 2015
Jumlah penduduk yang besar ibarat pisau bermata dua. Di satu sisi
bisa
menjadi keuntungan bagi Indonesia dengan jumlah penduduk usia
produktif
yang berlimpah. Namun di sisi lain bisa menjadi kerugian bila
jumlah
penduduk yang besar itu memiliki kualitas yang rendah, dilihat
dari pendidikan,
kesehatan, dan kesejahteraan.
2. Persebaran Penduduk
Persebaran atau distribusi penduduk adalah bentuk penyebaran
penduduk
di suatu wilayah atau negara, apakah penduduk tersebut tersebar
merata
atau tidak. Persebaran penduduk dapat dikenali dari kepadatan
penduduk.
Kepadatan penduduk merupakan indikator adanya perbedaan sumber
daya
yang dimiliki suatu wilayah. Wilayah yang memiliki sumber daya
yang
lebih baik, baik sumber daya fisik maupun manusianya, akan
cenderung
dipadati penduduk. Kepadatan penduduk juga memberikan informasi
kepada
pemerintah tentang pemerataan pembangunan. Wilayah yang
penduduknya
jarang menunjukkan pembangunan belum merata ke berbagai wilayah.
Beberapa
daerah di Indonesia penduduknya masih sangat sedikit, atau
masih
kekurangan jumlah penduduk (under population). Contohnya di Papua,
kepadatan
penduduk rata-rata hanya 4 jiwa per kilometer persegi. Sementara
pulau
Jawa kepadatan penduduknya mencapai 945 jiwa per kilometer persegi.
Pulau
Jawa dan Madura dengan luas 132 ribu km² berpenduduk 137 juta jiwa
pada
tahun 2010. Pulau-pulau lain di Indonesia, dengan luas berkali lipat
dari
pulau Jawa jika seluruh penduduknya dijumlahkan tidak dapat mencapai
jumlah
penduduk yang tinggal di Pulau Jawa.
Kondisi
persebaran penduduk yang tidak merata merupakan sebuah
permasalahan
tersendiri bagi pelaksanaan pembangunan. Karena itu perlu
dilakukan
upaya pemerataan penduduk yang seimbang, sehingga seluruh
potensi
bangsa Indonesia dapat dikembangkan optimal. Salah satu cara
untuk
memeratakan jumlah penduduk di Indonesia adalah dengan melalui
perpindahan
penduduk dari daerah yang padat ke daerah yang jarang
penduduknya.
Perpindahan penduduk tersebut tentu dapat dilakukan dengan
keinginan
sendiri maupun diprogramkan oleh pemerintah.
Pulau
Jawa adalah daerah yang sangat subur dan telah lama berkembang
dengan
pertanian tradisional. Pada masa lalu, masyarakat masih
mengembangkan
pola ekonomi tradisional berupa pertanian. Lokasi Pulau
Jawa
yang sebagian besar wilayahnya mudah terjangkau menjadi salah satu
penyebab
persebaran penduduk di Pulau Jawa terus terjadi. Selain itu, Pulau
Jawa
juga merupakan pusat perkembangan politik pada masa pengaruh Hindu,
Buddha,
Islam, dan masa penjajahan. Saat ini, pusat pemerintahan yaitu
Jakarta
berada di Pulau Jawa, demikian pula dengan kota-kota besar yang
sebagian
besar berada di Pulau Jawa. Tidak mengherankan apabila sarana dan
prasarana
di Pulau Jawa lebih lengkap dari wilayah lainnya di Indonesia. Komposisi penduduk adalah pengelompokan penduduk
berdasarkan usia/
umur, jenis kelamin, mata pencaharian, agama, bahasa, pendidikan,
tempat
tinggal, jenis pekerjaan, dan lain-lain. Komposisi penduduk
diperlukan dalam
suatu negara karena dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan
ataupun
penentuan kebijaksanaan dalam pelaksanaan pembangunan. Gambaran
mengenai komposisi penduduk perlu dikaji atau dipelajari karena
berbagai
alasan, antara lain setiap penduduk pasti memiliki usia dan jenis
kelamin yang
berbeda sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang berbeda pula.
a. Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia
Komposisi penduduk berdasarkan
usia/umur dapat dibuat dalam
bentuk usia tunggal, seperti 0, 1,
2, 3, 4, sampai 60 tahun atau lebih.
Komposisi penduduk dapat juga
dibuat berdasarkan interval usia
tertentu, seperti 0–5 tahun (usia
balita), 6–12 tahun (usia SD), 13–15
tahun (usia SMP), tahun 16–18 (usia
SMA), 19–24 tahun (usia Perguruan
Tinggi), 25–60 tahun (usia dewasa),
dan >60 tahun (usia lanjut). Selain
itu, komposisi penduduk juga dapat
dibuat berdasarkan usia produktif
dan usia nonproduktif, misalnya: usia
0–14 (usia belum produktif), 15–64
(usia produktif), dan usia >65 (tidak
produktif).
Permasalahan dalam komposisi
penduduk lainnya adalah apabila
jumlah penduduk dengan usia di
bawah 15 tahun dan usia di atas 65
tahun jumlahnya lebih besar dibandingkan usia produktif (15-65
th). Hal
tersebut dapat menyebabkan penduduk usia produktif menanggung
hidup
seluruh penduduk usia nonproduktif. Sebaliknya, jika semakin kecil
angka
ketergantungan, akan semakin kecil beban dalam menopang kehidupan
penduduk usia nonproduktif.
Saat ini Indonesia mengalami
bonus demografi yaitu bonus yang
yang dinikmati suatu negara sebagai
akibat dari besarnya proporsi
penduduk produktif (rentang usia 15-
64 tahun) dalam evolusi kependudukan
yang dialaminya. Bonus demografi
terjadi karena Indonesia mengalami
keberhasilan dalam program Keluarga
Berencana (KB), menurunnya
angka kelahiran dan meningkatnya
kesehatan serta suksesnya programprogram
pembangunan lainnya. Bonus
demografi akan menguntungkan jika
penduduk usia produktif memiliki
kualitas yang baik, jika tidak maka
akan sangat merugikan karena akan
menjadi beban pembangunan.
Sumber: BKKBN
Wawasan
b. Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Komposisi penduduk berdasarkan
jenis kelamin juga penting untuk
diketahui, karena dapat digunakan dalam
menghitung angka perbandingan jenis
kelamin (sex ratio). Perbandingan tersebut
dapat digunakan untuk memperkirakan
bentuk pemberdayaan penduduk sebagai
sumber daya manusia sesuai dengan
karakteristiknya. Misalnya, berkenaan
dengan pekerjaan, tanggung jawab, serta
bentuk pengembangan pendidikan dan
pelatihan yang sesuai dengan potensi dan
kemampuan penduduk.
Pada zaman dahulu, kaum laki-laki
lebih dominan untuk berusaha (bekerja)
dan mempertahankan diri. Pada saat itu,
teknologi masih sangat sederhana sehingga hanya penduduk yang
memiliki
tenaga dan kemampuan fisik yang kuat yang dapat bertahan hidup.
Akan tetapi,
setelah teknologi berkembang dengan cepat dan modern, sesuai pula
dengan
prinsip emansipasi wanita, ternyata hampir semua jenis pekerjaan
yang biasa
dikerjakan oleh kaum laki-laki juga dapat dikerjakan oleh kaum
perempuan.
4. Pertumbuhan dan Kualitas Penduduk
Pertumbuhan penduduk adalah
keseimbangan dinamis antara kekuatan
yang menambah dan kekuatan yang
mengurangi jumlah penduduk. Ada
beberapa faktor yang memengaruhi
pertumbuhan penduduk, yakni
kelahiran, kematian, dan migrasi.
Kelahiran dan kematian disebut faktor
alami, sedangkan migrasi disebut
faktor nonalami. Kelahiran bersifat
menambah, sedangkan kematian
bersifat mengurangi jumlah penduduk.
Migrasi yang bersifat menambah
disebut migrasi masuk (imigrasi),
sedangkan migrasi yang bersifat
mengurangi disebut migrasi keluar
(emigrasi).
Mengapa suatu daerah
lebih banyak laki-laki atau
lebih banyak perempuan?
Daerah yang memiliki
kerawanan konflik atau perang
biasanya lebih banyak lakilaki
karena penduduk dari
daerah lain datang ke daerah
tersebut, sedangkan daerah
yang miskin biasanya lebih
banyak perempuan karena
banyak laki-laki mencari atau
bekerja di luar daerahnya.
Wawasan
Angka kelahiran penduduk paling
rendah terdapat di negara Monaco
(6 kelahiran tiap 1000 penduduk).
Angka kelahiran tertinggi terdapat
di negara Niger (50 kelahiran tiap
1000 penduduk). Angka kematian
terendah terdapat di Negara Qatar,
dan United Arab Emirates (1 orang
tiap 1000 penduduk), sedangkan
angka kematian tertinggi terdapat di
Negara Lesotho (20 orang tiap 1000
penduduk).
Tingkat pertumbuhan penduduk di negara kita termasuk kategori
sedang.
Pada periode 2010-2014, angka pertumbuhannya mencapai 1,40% per
tahun. Untuk menurunkan tingkat pertumbuhan yang tinggi ini,
pemerintah
Indonesia melaksanakan program Keluarga Berencana. Dengan program
Keluarga Berencana, penduduk Indonesia telah mengalami penurunan
dari
yang awalnya 2,31% pada periode 1971-1980 menjadi 1,49% pada
periode
1990-2000.
Struktur penduduk Indonesia lebih banyak pada penduduk usia muda,
hal ini
sebagai akibat dari masih tingginya tingkat kelahiran. Persentase
penduduk 0 -
14 tahun pada tahun 1980 mencapai 40,3% dan pada tahun 1985
sedikit turun
menjadi 39,%. Penduduk usia muda ini pada tahun 2000 diperkirakan
turun
lagi menjadi 37,7% dan 34,%. Pertumbuhan penduduk sangat banyak,
yaitu
nomor empat di dunia setelah Cina, India, dan Amerika Serikat.
Pertumbuhan
penduduk yang cepat menyebabkan beberapa hal berikut ini.
a. Pertumbuhan penduduk usia muda yang cepat menyebabkan tingginya
angka pengangguran.
b. Persebaran penduduk tidak merata.
c. Komposisi penduduk kurang menguntungkan karena banyaknya
penduduk
usia muda yang belum produktif sehingga beban ketergantungan
tinggi.
d. Arus urbanisasi tinggi, sebab kota lebih banyak menyediakan
lapangan
kerja.
e. Menurunnya kualitas dan tingkat kesejahteraan penduduk.
Masalah kependudukan Indonesia dalam hal kualitas adalah masalah
dalam kemampuan sumber daya manusianya. Di Indonesia, masalah
kualitas
penduduk yang terjadi dipengaruhi oleh masih rendahnya tingkat
pendidikan,
rendahnya tingkat kesejahteraan yang kemudian dapat berpengaruh
pada
pendapatan per kapita masyarakat tersebut. Rendahnya pendapatan
perkapita
dapat menyebabkan orang tua tidak mampu menyekolahkan anaknya,
sehingga
banyak anak yang putus sekolah atau berhenti sekolah sebelum
tamat.
Pemerintah Indonesia telah berusaha keras untuk meningkatkan mutu
pendidikan penduduk melalui berbagai program pemerintah di bidang
pendidikan, seperti program beasiswa, adanya bantuan operasional
sekolah
(BOS), program wajib belajar, dan sebagainya. Walaupun demikian,
karena
banyaknya hambatan yang dialami, maka hingga saat ini tingkat
pendidikan
bangsa Indonesia masih tergolong rendah.
Selain itu, tingkat kesehatan juga merupakan salah satu penentu
dari
kualitas penduduk. Tingkat kesehatan penduduk merupakan salah satu
faktor
yang menunjang keberhasilan pembangunan. Tingkat kesehatan suatu
negara
dapat dilihat dari besarnya angka kematian bayi dan usia harapan
hidup
penduduknya. Hal ini terlihat dari tingginya angka kematian bayi
dan angka
harapan hidup yang lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara
maju.
Mata pencaharian merupakan salah satu dari beberapa tolok ukur
kualitas
penduduk. Akibat pertambahan penduduk yang tinggi, maka jumlah
angkatan
kerja tidak seharusnya terserap. Bahkan semakin ketatnya
persaingan tenaga
kerja, maka angkatan kerja muda yang merupakan tenaga kerja kurang
produktif pun ikut bersaing. Hal ini kurang menguntungkan usaha
pembangunan
secara nasional karena golongan muda kurang produktif tersebut
merupakan
beban. Masalah tenaga kerja dan kesempatan kerja merupakan masalah
yang
harus ditangani secara serius karena sangat peka terhadap
ketahanan nasional.
Mayoritas penduduk Indonesia bermata pencaharian sebagai petani,
berbeda
dengan di negara maju yang sebagian besar mata pencaharian
penduduknya
berada di sektor Industri.
Kalian telah mempelajari tentang Dinamika Kependudukan di
Indonesia.
Aktivitas Kelompok
5. Keragaman Etnik dan Budaya
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang memiliki suku
bangsa
dan budaya yang beragam. Suku bangsa sering juga disebut etnik.
Menurut
Koentjaraningrat, suku bangsa berarti sekelompok manusia yang
mempunyai
kesatuan budaya dan terikat oleh kesadaran budaya tersebut,
sehingga menjadi
identitas. Kesadaran dan identitas biasanya dikuatkan oleh
kesatuan bahasa.
Jadi, suku bangsa adalah gabungan sosial yang dibedakan dari
golongangolongan
sosial sebab mempunyai ciri-ciri paling mendasar dan umum
berkaitan dengan asal-usul dan tempat asal serta kebudayaan.
Ciri-ciri suku
bangsa memiliki kesamaan kebudayaan, bahasa, adat istiadat, dan
nenek
moyang. Ciri-ciri mendasar yang membedakan suku bangsa satu dengan
lainnya, antara lain bahasa daerah, adat istiadat, sistem kekerabatan,
kesenian
daerah, dan tempat asal.
Keberagaman bangsa Indonesia, terutama terbentuk oleh jumlah suku
bangsa yang mendiami berbagai lokasi yang tersebar. Setiap suku
bangsa
mempunyai ciri atau karakter tersendiri, baik dalam aspek sosial
atau budaya.
Menurut penelitian Badan Pusat Statistik yang dilaksanakan tahun
2010,
di Indonesia terdapat 1.128 suku bangsa. Antarsuku bangsa di
Indonesia
mempunyai berbagai perbedaan dan itulah yang membentuk
keanekaragaman
di Indonesia.
Kehidupan sosial budaya masyarakat Indonesia sangat beragam.
Keragaman tersebut dipengaruhi faktor lingkungan. Masyarakat yang
tinggal
di daerah pegunungan akan lebih banyak menggantungkan kehidupannya
dari pertanian, sehingga berkembang kehidupan sosial budaya
masyarakat
petani. Sementara itu, daerah pantai akan memengaruhi
masyarakatnya untuk
mempunyai mata pencarian sebagai nelayan dan berkembanglah
kehidupan
sosial masyarakat nelayan.
Keragaman bangsa Indonesia tampak pula dalam seni sebagai hasil
kebudayaan daerah di Indonesia, misalnya dalam bentuk tarian dan
nyanyian.
Hampir semua daerah atau suku bangsa mempunyai tarian dan nyanyian
yang
berbeda. Begitu juga dalam hasil karya, setiap daerah mempunyai
hasil karya
yang berbeda dan menjadi ciri khas daerahnya masing-masing.
Keanekaragaman budaya Indonesia dari Sabang sampai Merauke
merupakan
aset yang tidak ternilai harganya, sehingga harus tetap
dipertahankan dan
dilestarikan. Ada sebagian warga Indonesia yang tidak mengetahui
ragam
budaya daerah lain di Indonesia, salah satunya budaya melukis
tubuh di
Mentawai, Sumatra Barat, tindik sebagai tanda kedewasaan dan masih
banyak
kebudayaan lain yang belum tereksplorasi.
Setiap daerah memiliki kebudayaan yang khas. Keragaman budaya
tersebut dapat diketahui melalui bentuk-bentuk pakaian adat, lagu
daerah,
tarian daerah, rumah adat, upacara adat dan lain sebagainya.
a. Rumah Adat
Indonesia kaya akan budaya dengan terdapatnya wujud keanekaragaman
budaya bangsa kita yang tersebar di berbagai profinsi pada
umumnya, hal
yang paling kongkerit adalah adanya rumah adat di setiap daerah
profinsi di
negara kita. Berikut ini tabel beberapa contoh rumah adat di
setiap daerah di
Indonesia.
Nama Daerah Nama Rumah Adat
Nanggroe Aceh Darussalam Krong Bade
Yogyakarta Rumah Joglo
Sumatra Barat Rumah Gadang
Bali Rumah adat Gapura Candi Bentar
Papua Rumah adat Honai
Sulawesi Utara Rumah adat Istana Buton
Kalimantan Timur Rumah adat Lamin
Kalimantan Selatan Banjar atau Betang
Nusa Tenggara Timur Musalaki
Kalimantan Tengah Betang
Papua Honai
b. Pakaian Adat
Pakaian adat tradisional di Indonesia begitu banyak dan beragam,
ini
merupakan nilai-nilai budaya Indonesia yang tak ternilai harganya
yang
seharusnya kita jaga dan lestarikan karena kalau bukan kita yang
menjaga dan
melestarikannya lantas siapa lagi? Jangan sampai kita menjadi
peduli ketika
budaya-budaya kita diklaim oleh negara lain
c. Tarian Daerah
Tari merupakan salah satu aspek seni untuk mengungkapkan perasaan
melalui gerak. Tarian setiap daerah memiliki ciri khasnya
tersendiri, biasanya
memiliki makna dan simbol tertentu yang terkandung didalamnya.
Berikut ini
beberapa contoh dari tarian di beberapa daerah di Indonesia.
(a) Tari Seudati dari Aceh
Carilah informasi dari berbagai sumber (buku, internet,
dan lain-lain) tentang berbagai jenis pakaian adat dan senjata
tradisional dari beberapa daerah di Indonesia
No comments:
Post a Comment