Indonesia dikenal sebagai salah satu
negara kepulauan. Ribuan pulau membentang dari Sabang
sampai Merauke dengan beragam keadaan
alamnya yang sangat memesona sehingga banyak bangsa lain yang tertarik untuk
datang dan menikmati keadaan alam Indonesia. Rasa cinta dan bangga sebagai
bangsa Indonesia dapat tumbuh jika kita mengenali keadaan alam Indonesia dan aktivitas
penduduknya. Dengan mempelajari keadaan alam dan aktivitas penduduk Indonesia,
maka kita dapat mensyukuri anugerah Tuhan atas keadaan alam Indonesia yang
begitu luar biasa. Lalu bagaimanakah dengan letak wilayah Indonesia? Apakah
letak wilayah Indonesia mempengaruhi keadaan alamnya?
1. Letak Astronomis
Secara astronomis, Indonesia terletak antara 95O BT - 141O BT dan 6O LU - 11O LS. Dengan letak astronomis tersebut, Indonesia termasuk ke dalam wilayah tropis. Wilayah tropis dibatasi oleh lintang 23,5O LU dan 23,5O LS.Letak astronomis adalah letak suatu tempat berdasarkan garis lintang dan garis bujurnya. Garis lintang adalah garis khayal yang melintang melingkari bumi. Garis bujur adalah garis khayal yang menghubungkan Kutub Utara dan Kutub Selatan. Perlu kita ketahui juga bahwa letak astronomis Indonesia relatif aman dari bencana alam angin siklon atau badai. Angin siklon terjadi di daerah lintang 10O > 20O LU/LS yang dapat menimbulkan kerugian harta benda maupun jiwa.
Di Indonesia sinar matahari selalu ada sepanjang tahun dan suhu udara tidak ekstrim (tidak jauh berbeda antarmusim) sehingga masih cukup nyaman untuk melakukan berbagai kegiatan di dalam dan di luar rumah. Lama siang dan malam juga hampir sama, yaitu 12 jam siang dan 12 jam malam. Ini berbeda dengan suhu di negara-negara yang terletak pada lintang sedang dengan empat musim, yaitu musim dingin, semi, panas, dan gugur. Pada musim dingin, udara sangat dingin sampai mencapai puluhan derajat di bawah nol celsius, sehingga diperlukan penghangat ruangan.
2. Letak Geografis
Wilayah Indonesia juga berbatasan dengan sejumlah wilayah. Batasbatas wilayah Indonesia dengan wilayah lainnya adalah seperti berikut.
Secara astronomis, Indonesia terletak antara 95O BT - 141O BT dan 6O LU - 11O LS. Dengan letak astronomis tersebut, Indonesia termasuk ke dalam wilayah tropis. Wilayah tropis dibatasi oleh lintang 23,5O LU dan 23,5O LS.Letak astronomis adalah letak suatu tempat berdasarkan garis lintang dan garis bujurnya. Garis lintang adalah garis khayal yang melintang melingkari bumi. Garis bujur adalah garis khayal yang menghubungkan Kutub Utara dan Kutub Selatan. Perlu kita ketahui juga bahwa letak astronomis Indonesia relatif aman dari bencana alam angin siklon atau badai. Angin siklon terjadi di daerah lintang 10O > 20O LU/LS yang dapat menimbulkan kerugian harta benda maupun jiwa.
Di Indonesia sinar matahari selalu ada sepanjang tahun dan suhu udara tidak ekstrim (tidak jauh berbeda antarmusim) sehingga masih cukup nyaman untuk melakukan berbagai kegiatan di dalam dan di luar rumah. Lama siang dan malam juga hampir sama, yaitu 12 jam siang dan 12 jam malam. Ini berbeda dengan suhu di negara-negara yang terletak pada lintang sedang dengan empat musim, yaitu musim dingin, semi, panas, dan gugur. Pada musim dingin, udara sangat dingin sampai mencapai puluhan derajat di bawah nol celsius, sehingga diperlukan penghangat ruangan.
2. Letak Geografis
Wilayah Indonesia juga berbatasan dengan sejumlah wilayah. Batasbatas wilayah Indonesia dengan wilayah lainnya adalah seperti berikut.
- Di sebelah utara, Indonesia berbatasan dengan
Malaysia, Singapura, Palau, Filipina dan Laut Cina Selatan.
- Di sebelah selatan, Indonesia berbatasan dengan
Timor Leste, Australia, dan Samudra Hindia.
- Di sebelah barat, Indonesia berbatasan dengan
Samudra Hindia.
- Di sebelah timur, Indonesia berbatasan dengan
Papua Nugini dan Samudra Pasifik.
Kalau kita lihat, letak geografis Indonesia sangat strategis karena menjadi
jalur lalu lintas perdagangan dunia antara negara-negara dari Asia Timur dengan
negara-negara di Eropa, Afrika, Timur Tengah, dan India. Kapal-kapal dagang
yang mengangkut berbagai komoditas dari China, Jepang, dan negara-negara
lainnya melewati Indonesia menuju negara-negara tujuan di Eropa. Indonesia juga
dilewati jalur perdagangan dari Asia ke arah Australia dan Selandia Baru.
Dengan Letak geografis ini tentunya memberi pengaruh bagi Indonesia, baik secara sosial, ekonomi, maupun budaya. Karena menjadi jalur lalu lintas pelayaran dan perdagangan dunia, bangsa Indonesia telah lama menjalin interaksi sosial dengan bangsa lain. Interaksi sosial melalui perdagangan tersebut kemudian menjadi jalan bagi masuknya berbagai agama ke Indonesia, seperti Islam, Hindu, Buddha, Kristen, dan lain-lain. Indonesia yang kaya akan sumber daya alam menjual berbagai komoditas atau hasil bumi seperti kayu cendana, pala, lada, cengkih, dan hasil perkebunan lainnya. Sementara negara-negara lain seperti India dan Cina menjual berbagai produk barang seperti kain dan tenunan halus, porselen, dan lain-lain ke Indonesia. Manfaat letak geografis Indonesia juga memberi dampak yang merugikan. Budaya dari negara lain yang tidak selalu sesuai dengan budaya Indonesia kemudian masuk dan memengaruhi kehidupan budaya bangsa Indonesia.
Dengan Letak geografis ini tentunya memberi pengaruh bagi Indonesia, baik secara sosial, ekonomi, maupun budaya. Karena menjadi jalur lalu lintas pelayaran dan perdagangan dunia, bangsa Indonesia telah lama menjalin interaksi sosial dengan bangsa lain. Interaksi sosial melalui perdagangan tersebut kemudian menjadi jalan bagi masuknya berbagai agama ke Indonesia, seperti Islam, Hindu, Buddha, Kristen, dan lain-lain. Indonesia yang kaya akan sumber daya alam menjual berbagai komoditas atau hasil bumi seperti kayu cendana, pala, lada, cengkih, dan hasil perkebunan lainnya. Sementara negara-negara lain seperti India dan Cina menjual berbagai produk barang seperti kain dan tenunan halus, porselen, dan lain-lain ke Indonesia. Manfaat letak geografis Indonesia juga memberi dampak yang merugikan. Budaya dari negara lain yang tidak selalu sesuai dengan budaya Indonesia kemudian masuk dan memengaruhi kehidupan budaya bangsa Indonesia.
Keadaan Alam Indonesia
Alam Indonesia dikenal sangat indah dan
kaya akan berbagai sumber daya alam. Tidak heran jika banyak wisatawan dari berbagai
negara tertarik dan datang ke Indonesia. Kegiatan pariwisata pun berkembang di
sejumah wilayah seperti Bali, Yogyakarta, Lombok, dan lain-lain sehingga
mendatangkan keuntungan ekonomi yang tidak sedikit. Keadaan alam Indonesia
dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu keadaan fisik wilayah serta
keadaan flora dan fauna. Keadaan fisik wilayah terdiri atas keadaan iklim dan
keadaan bentuk permukaan bumi (kondisi fisografis) yang kemudian akan
menentukan jenis tanahnya. Sementara keadaan flora dan fauna menyangkut jenis
keragaman dan sebarannya.
1.Keadaan Iklim Indonesia
Iklim adalah keadaan ratarata cuaca pada suatu wilayah dalam jangka waktu yang relatif lama. Letak astronomis Indonesia yang berada di wilayah tropis membuat Indonesia beriklim tropis. Ciri iklim tropis adalah suhu udara yang tinggi sepanjang tahun, dengan rata-rata tidak kurang dari 18 derajat Celcius, yaitu sekitar 27 derajat Celcius. Di daerah tropis, tidak ada perbedaan yang jauh atau berarti antara suhu pada musim hujan dan suhu pada musim kemarau.
Iklim adalah keadaan ratarata cuaca pada suatu wilayah dalam jangka waktu yang relatif lama. Letak astronomis Indonesia yang berada di wilayah tropis membuat Indonesia beriklim tropis. Ciri iklim tropis adalah suhu udara yang tinggi sepanjang tahun, dengan rata-rata tidak kurang dari 18 derajat Celcius, yaitu sekitar 27 derajat Celcius. Di daerah tropis, tidak ada perbedaan yang jauh atau berarti antara suhu pada musim hujan dan suhu pada musim kemarau.
Secara umum, keadaan iklim di Indonesia
dipengaruhi oleh tiga jenis iklim, yaitu iklim musim, iklim laut, dan iklim
panas. Gambaran tentang ketiga jenis iklim tersebut adalah seperti berikut.
- Iklim musim, dipengaruhi oleh angin musim yang
berubah-ubah setiap periode waktu tertentu. Biasanya satu periode
perubahan adalah enam bulan.
- Iklim laut, terjadi karena Indonesia memiliki
wilayah laut yang luas sehingga banyak menimbulkan penguapan dan akhirnya
mengakibatkanterjadinya hujan.
- Iklim panas, terjadi karena Indonesia berada di
daerah tropis. Suhu yang tinggi mengakibatkan penguapan yang tinggi dan
berpotensi untuk terjadinya hujan.
Ketiga jenis iklim tersebut berdampak
pada tingginya curah hujan di Indonesia. Curah hujan di Indonesia bervariasi
antarwilayah, tetapi umumnya sekitar 2.500 mm/tahun. Walaupun angka curah hujan
bervariasi antarwilyah di Indonesia, tetapi pada umumnya curah hujan tergolong
besar. Kondisi curah hujan yang besar ditunjang dengan penyinaran matahari yang
cukup membuat Indonesia sangat cocok untuk kegiatan pertanian sehingga mampu
memenuhi kebutuhan penduduk akan pangan. Hal yang menarik bagi Indonesia adalah
terjadinya angin muson. Angin muson adalah angin yang terjadi karena adanya
perbedaan tekanan udara antara samudra dan benua.
Pada saat samudra menerima penyinaran matahari, diperlukan waktu yang lebih lama untuk memanaskan samudra. Sementara itu, benua lebih cepat menerima panas. Akibatnya, samudra bertekanan lebih tinggi dibandingkan dengan benua, maka bergeraklah udara dari samudra ke benua.
Pada saat musim hujan di Indonesia
(Oktober sampai April), angin muson yang bergerak dari Samudra Pasifik menuju
wilayah Indonesia dibelokkan oleh gaya corioli sehingga berubah arahnya menjadi
angin barat atau disebut angin muson barat.
Pada saat bergerak menuju wilayah Indonesia, angin muson dari Samudra Pasifik telah membawa banyak uap air sehingga diturunkan sebagai hujan di Indonesia. Perhatikan Gambar 1.4 pada halaman sebelumnya untuk melihat pola pergerakan angin muson barat. Peristiwa sebaliknya terjadi pada saat musim kemarau (Mei sampai September). Pada saat itu, angin muson dari Benua Australia atau disebut angin timur yang bertekanan maksimun bergerak menuju Benua Asia yang bertekanan minimum melalui wilayah Indonesia. Karena Benua Australia sekitar 2/3 wilayahnya berupa gurun, udara yang bergerak tadi relatif sedikit uap air yang dikandungnya. Selain itu, udara tadi hanya melewati wilayah lautan yang sempit antara Australia dan Indonesia sehingga sedikit pula uap yang dikandungnya. Pada saat itu, di Indonesia terjadi musim kemarau.
Gaya coriolis adalah gaya semu akibat pengaruh rotasi bumi sehingga angin seolah-olah
dibelokkan ke arah kanan dari Belahan Bumi Utara (BBU) dan dibelokkan ke kiri
dari Belahan Bumi Selatan (BBS).
2. Bentuk Muka Bumi dan Aktivitas
Penduduk Indonesia
Bentuk muka bumi Indonesia dapat
dibedakan menjadi dataran rendah, dataran tinggi, bukit, gunung, dan
pegunungan. Secara umum, setiap bentuk muka bumi menunjukkan pola aktivitas
penduduk yang berbeda antara satu daerah dan daerah lainnya. Adapun gambaran
tentang keadaan muka bumi Indonesia dan aktivitas penduduknya adalah sebagai
berikut.
a. Dataran Rendah
Dataran rendah adalah bagian dari
permukaan bumi dengan letak ketinggian 0-200 m di atas permukaan air laut
(dpal). Di daerah dataran rendah, aktivitas yang dominan adalah aktivitas
permukiman dan pertanian. Di daerah ini biasanya terjadi aktivitas pertanian
dalam skala luas dan pemusatan penduduk yang besar. Di Pulau Jawa, penduduk
memanfaatkan lahan dataran rendah untuk menanam padi, sehingga pulau Jawa
menjadi sentra penghasil padi terbesar di Indonesia.
Ada beberapa alasan terjadinya aktivitas
pertanian dan permukiman di daerah dataran rendah, yaitu seperti berikut.
- Di daerah dataran rendah, penduduk mudah
melakukan pergerakan atau mobilitas dari satu tempat ke tempat lainnya.
- Di daerah dataran rendah, banyak dijumpai lahan
subur karena biasanya berupa tanah hasil endapan yang subur atau disebut
tanah alluvial.
- Dataran rendah dekat dengan pantai, sehingga
banyak penduduk yang bekerja sebagai nelayan.
- Daerah dataran rendah memudahkan penduduk untuk
berhubungan dengan dunia luar melalui jalur laut.
Dengan berbagai keuntungan tersebut,
banyak penduduk bermukim di dataran rendah. Pemusatan penduduk di dataran
rendah kemudian berkembang menjadi daerah perkotaan. Sebagian besar daerah
perkotaan di Indonesia, bahkan dunia, terdapat di dataran rendah. Aktivitas
pertanian di dataran rendah umumnya adalah aktivitas pertanian lahan basah.
Aktivitas pertanian lahan basah dilakukan di daerah yang sumber airnya cukup
tersedia untuk mengairi lahan pertanian. Lahan basah umumnya dimanfaatkan untuk
tanaman padi yang dikenal dengan pertanian sawah.
b. Bukit dan Perbukitan
Bukit adalah bagian dari permukaan bumi yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah sekitarnya dengan ketinggian kurang dari 600 m dpal. Bukit tidak tampak curam seperti halnya gunung. Perbukitan berarti kumpulan dari sejumlah bukit pada suatu wilayah tertentu.
Bukit adalah bagian dari permukaan bumi yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah sekitarnya dengan ketinggian kurang dari 600 m dpal. Bukit tidak tampak curam seperti halnya gunung. Perbukitan berarti kumpulan dari sejumlah bukit pada suatu wilayah tertentu.
Di daerah perbukitan, aktivitas
permukiman tidak seperti di dataran rendah. Permukiman tersebar pada
daerah-daerah tertentu atau membentuk kelompok-kelompok kecil. Penduduk
memanfaatkan lahan datar yang luasnya terbatas di antara perbukitan. Permukiman
umumnya dibangun di kaki atau lembah perbukitan karena biasanya di tempat
tersebut ditemukan sumber air berupa mata air atau sungai. Daerah perbukitan
umumnya berada di antara daerah dataran rendah pantai dengan pegunungan. Daerah
ini umumnya terbentuk karena adanya gejala pelipatan akibat gaya tekanan,
sehingga menimbulkan lipatan pada permukaan bumi. Daerah perbukitan juga bisa
terjadi karena adanya gejala patahan.
Aktivitas ekonomi, khususnya pertanian,
dilakukan dengan memanfaatkan lahan-lahan dengan kemiringan lereng tertentu.
Untuk memudahkan penanaman, penduduk menggunakan teknik sengkedan dengan
memotong bagian lereng tertentu agar menjadi datar. Teknik ini kemudian juga
bermanfaat mengurangi erosi atau pengikisan oleh air.
Pemanfaatan lahan pertanian di
daerah perbukitan dengan cara terasering. |
Aktivitas pertanian di daerah
perbukitan, pada umumnya pertanian lahan kering. Pertanian lahan kering
merupakan pertanian yang dilakukan di wilayah yang pasokan airnya terbatas atau
hanya mengandalkan air hujan. Istilah pertanian lahan kering sama dengan ladang
atau huma yang dilakukan secara menetap maupun berpindahpindah seperti di
Kalimantan.
Tanaman yang ditanam umumnya adalah
umbi-umbian atau palawija dan tanaman tahunan (kayu dan buah-buahan). Pada
bagian lereng yang masih landai dan lembah perbukitan, sebagian penduduk juga
memanfaatkan lahannya untuk tanaman padi.
Seperti halnya dataran rendah, daerah perbukitan memiliki potensi bencana
alam. Potensi bencana alam yang dapat terjadi di daerah perbukitan adalah
longsor. Agar kita terhindar dari bencana longsor dan dampak yang ditimbulkan
pada saat dan setelah terjadi longsor, cara-cara berikut diharapkan dapat
membantu.
1. Hindarilah membangun rumah di wilayah yang rawan longsor seperti di daerah yang berlereng curam, dekat dengan tepi gunung, dekat dengan jalur aliran air atau drainase.
2. Kenalilah tanda-tanda akan terjadinya longsor di sekitar kita, yaitu seperti berikut.
1. Hindarilah membangun rumah di wilayah yang rawan longsor seperti di daerah yang berlereng curam, dekat dengan tepi gunung, dekat dengan jalur aliran air atau drainase.
2. Kenalilah tanda-tanda akan terjadinya longsor di sekitar kita, yaitu seperti berikut.
- Perubahan, pergeseran, atau retakan yang melebar
secara perlahan-lahan pada tanah dan jalan di lingkungan sekitar.
- Pintu dan jendela macet untuk pertama kalinya.
- Retakan baru yang muncul pada lantai dan tembok.
- Fasilitas-fasilitas rumah di bawah tanah, seperti
pipa saluran air mengalami pecah atau retak.
- Tonjolan tanah terlihat pada dasar dari suatu
lereng.
- Air dari pipa atau sumber air keluar dari tanah
pada lokasi baru.
- Pagar, pohon, dan dinding bergeser.
- Suara gemuruh bertambah kuat.
- Terdapat suara suara aneh atau tidak biasa
seperti suara pohon yang patah atau suara batu yang saling bertumbukan.
c. Dataran Tinggi
Dataran tinggi adalah adalah daerah
datar yang memiliki ketinggian lebih dari 400 meter dpal. Daerah ini
memungkinkan mobilitas penduduk berlangsung lancar seperti halnya di dataran
rendah. Aktivitas pertanian juga berkembang di dataran tinggi. Di daerah ini,
sebagian penduduk menanam padi dan beberapa jenis sayuran. Suhu yang tidak
terlalu panas memungkinkan penduduk menanam beberapa jenis sayuran seperti
tomat dan cabe.
Sejumlah dataran tinggi menjadi daerah
tujuan wisata. Udaranya yang sejuk dan pemandangan alamnya yang indah menjadi
daya tarik penduduk untuk berwisata ke daerah dataran tinggi. Beberapa dataran
tinggi di Indonesia menjadi daerah tujuan wisata misalnya Bandung dan Dieng.
Potensi bencana alam di dataran tinggi biasanya adalah banjir. Karena bentuk
muka buminya yang datar, dataran tinggi berpotensi menimbulkan genangan
air.
d. Gunung dan Pegunungan
Gunung adalah bagian dari permukaan bumi
yang menjulang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah sekitarnya. Biasanya
bagian yang menjulang dalam bentuk puncak-puncak dengan ketinggian 600 meter
diatas permukaan laut. Pegunungan adalah bagian dari daratan yang merupakan
kawasan yang terdiri atas deretan gunung-gunung dengan ketinggian lebih dari
600 meter dpal.
Indonesia memiliki banyak gunung dan
pegunungan. Sebagian gunung merupakan gunung berapi. Keberadaan gunung berapi
tidak hanya menimbulkan bencana, tetapi juga membawa manfaat bagi wilayah
sekitarnya. Material yang dikeluarkan oleh gunung berapi memberikan kesuburan
bagi wilayah di sekitarnya. Hal itu menjadi salah satu alasan bagi penduduk
untuk tinggal di wilayah sekitar gunung berapi karena lahan tersebut sangat
subur untuk kegiatan pertanian. Gunung berapi di Indonesia umumnya merupakan
gunung berapi bertipe Strato, yaitu gunung berapi berbentuk kerucut yang tinggi
dengan lereng yang curam.
Gunung berapi adalah gunung yang memiliki lubang kepundan atau rekahan dalam kerak bumi tempat
keluarnya cairan magma atau gas atau cairan lainnya ke permukaan bumi. Ciri
gunung berapi adalah adanya kawah atau rekahan. Sewaktu-waktu gunung berapi
tersebut dapat meletus.
Ciri gunung berapi yang aktif adalah
adanya aktivitas kegunungapian seperti semburan gas, asap, dan lontaran
material dari dalam gunung berapi. Di Indonesia, sebagian besar gunung berapi
tersebar di sepanjang Pulau Sumatra, Jawa sampai Nusa Tenggara. Gunung berapi
juga banyak ditemui di Pulau Sulawesi dan Maluku. Beberapa gunung berapi di
Nusantara sangat terkenal di dunia karena letusannya yang sangat dahsyat, yaitu
gunung berapi Tambora dan Krakatau.
Walaupun tidak semua gunung berapi
merupakan gunung berapi yang aktif, namun kita perlu mengenal tanda-tanda akan
meletusnya gunung berapi, seperti berikut:
- Suhu sekitar kawah naik.
- Sumber air banyak yang mengering.
- Sering terasa adanya gempa bumi (vulkanik).
- Binatang yang ada di atas gunung banyak yang
berpindah menuruni lereng karena terasa panas.
- Sering terdengar suara gemuruh dari dalam gunung.
Tanda-tanda tersebut tidak selalu mudah
dikenali oleh masyarakat umum. Oleh karena itu, pemerintah memantau terus
perkembangan gunung berapi dan memberikan informasi pada masyarakat saat gunung
berapi mulai aktif. Agar terhindar dari bahaya letusan gunung berapi,
sebaiknya kamu melakukan hal-hal berikut
ini.
1. Sebelum letusan
- Sediakan kacamata dan masker untuk menghindari
debu yang bisa masuk ke mata dan saluran pernapasan.
- Upayakan untuk tidak tinggal dekat gunung berapi.
- Jika kamu tinggal dekat gunung berapi, upayakan
untuk selalu siaga untuk menyelamatkan diri.
2. Selama letusan
- Ikuti perintah evakuasi yang dikeluarkan oleh
pihak berwenang.
- Hati-hati dengan aliran lumpur. Lihatlah ke arah
hulu sungai kalau-kalau ada aliran lumpur. Jika ada aliran lumpur yang
mendekat, jangan menyeberang jembatan.
- Jauhi lembah sungai dan tempat yang rendah.
- Gunakan masker dan kacamata untuk menghindari
debu.
- Dengarkan informasi dari pihak berwenang melalui
radio atau televisi tentang perkembangan letusan.
- Gunakan celana panjang dan baju tangan panjang
untuk menghidari kontak dengan debu.
- Jauhi tempat di mana angin datang dari arah
gunung berapi yang meletus.
- Tetaplah dalam rumah kecuali ada perkembangan
yang membahayakan.
- Tutuplah pintu, jendela, dan lubang ventilasi
untuk menghindari debu.
- Hindari mengemudi pada saat hujan abu.
3. Setelah letusan
- Bersihkan sisa-sisa debu yang masih mengendap di
atas atap.
- Jika telah dievakuasi ke tempat yang aman, jangan
kembali ke rumah sebelum dinyatakan aman oleh pihak berwenang.
- Pantau terus perkembangan aktivitas gunung berapi
melalui berbagai media.
- Berikanlah pertolongan pada mereka yang terkena
bencana.
3. Keragaman Flora dan Fauna di
Indonesia
Indonesia memiliki keragaman flora dan
fauna (keanekaragaman hayati) yang sangat besar. Bahkan, keanekaragaman hayati
Indonesia termasuk tiga besar di dunia bersama-sama dengan Brazil di Amerika
Selatan dan Zaire di Afrika. Berdasarkan data dari Departemen Kehutanan dan
Perkebunan, pada tahun 1999 jumlah spesies tumbuhan di Indonesia mencapai 8.000
spesies yang sudah teridentifikasi dan jumlah spesies hewan mencapai 2.215
spesies. Spesies hewan terdiri atas 515 mamalia, 60 reptil, 1.519 burung, dan
121 kupu-kupu.
Keanekaragaman flora dan fauna Indonesia
tentunya perlu kita syukuri dengan menjaga dan melestarikannya. Jika tidak, flora
dan fauna tersebut akan terancam punah. Bangsa Indonesia tentu akan mengalami
banyak kerugian karena flora dan fauna tersebut memiliki fungsi dan peran
masing-masing di alam. Di samping itu, manfaat bagi manusia juga akan hilang
jika flora dan fauna tersebut punah. Besarnya keanekaragaman hayati di
Indonesia berkaitan erat dengan kondisi iklim dan kondisi fisik wilayah.
Suhu dan curah hujan yang besar
memungkinkan tumbuhnya beragam jenis tumbuhan. Mengapa demikian? Tumbuhan
memerlukan air dan suhu yang sesuai. Makin banyak air tersedia makin banyak
tumbuhan yang dapat tumbuh dan karena itu makin banyak hewan yang dapat hidup
di daerah tersebut.
Alfred Russel Wallace (1823-1913) adalah seorang penjelajah dan ahli ilmu alam,
geografi,antropologi, dan biologi yang membagi flora dan fauna di Indonesia dua
bagian besar. Bagian pertama, yang terletak di bagian barat, memiliki ciri
flora dan fauna yang mirip dengan flora dan fauna Asia. Bagian timur memiliki
ciri flora dan fauna yang mirip dengan Australia. Garis yang memisahkan dua
bagian flora dan fauna di Indonesia tersebut dikenal dengan nama Garis Wallace
membatasi wilayah sebaran fauna Indonesia barat dan tengah, sedangkan garis
Weber membatasi wilayah sebaran fauna Indonesia tengah dengan timur.
No comments:
Post a Comment